192 Siswa SMPN di Salatiga Keracunan Sepulang Kemah di Gunungpati! Diduga Karena Menu MBG

3 hours ago 6
Ilustrasi keracunan makanan | kreasi AI

SALATIGA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak 192 siswa SMPN 8 Salatiga mengalami sakit massal sepulang mengikuti kegiatan kemah di kawasan Gunungpati, Kota Semarang. Para siswa dilaporkan mengalami gejala muntah, diare, sakit perut, tubuh lemas sejak akhir pekan lalu.

Peristiwa tersebut membuat suasana sekolah di Jalan Argotunggal, Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, pada Senin (6/10/2025) menjadi sepi. Banyak ruang kelas terlihat kosong karena ratusan siswa izin tidak masuk sekolah untuk menjalani perawatan di rumah maupun di rumah sakit.

Kepala SMPN 8 Salatiga, Yohana Natallina Sari, membenarkan bahwa ratusan siswanya tidak masuk sekolah setelah kegiatan kemah yang berlangsung pada Rabu hingga Jumat (1–3/10/2025) di Gunungpati.
“Jumlah siswa yang izin kali ini jauh lebih banyak dari biasanya. Biasanya setelah kemah ada yang kelelahan, tapi hanya sekitar 70–80 siswa. Sekarang mencapai hampir dua ratus,” jelasnya, Senin (6/10/2025).

Menurut Yohana, gejala yang dialami siswa bervariasi, mulai dari pusing, mual, muntah, hingga diare. Ia menyebut, sebagian siswa bahkan dirawat di fasilitas kesehatan karena kondisinya cukup lemah.
“Kami masih menunggu informasi resmi mengenai penyebab pastinya,” ujarnya.

Dari data yang dihimpun, seluruh peserta kegiatan kemah merupakan siswa kelas 7 dan 8 dengan total 529 orang. Pada hari terakhir kegiatan, para siswa mendapatkan jatah makan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi bagian dari program pemerintah pusat.

Menu MBG yang dikonsumsi siswa antara lain nugget tempe, burger, salad sayur, telur ceplok, dan semangka. Sebagian siswa memakan langsung di lokasi kemah, sementara sebagian lainnya membawa pulang makanan tersebut.

Belum ada kesimpulan resmi dari pihak berwenang mengenai penyebab sakit massal ini. Namun, sejumlah orang tua menduga makanan MBG menjadi salah satu faktor pemicu, terlebih ada informasi bahwa anggota keluarga siswa yang ikut memakan makanan tersebut juga mengalami gejala serupa.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Muh Nasiruddin, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menelusuri kasus tersebut.
“Kami belum bisa menyimpulkan apakah ini terkait dengan makanan MBG. Tim kesehatan sedang melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel untuk memastikan penyebabnya,” katanya.

Menurutnya, apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya indikasi keracunan, maka akan dilakukan langkah tindak lanjut, termasuk uji laboratorium terhadap makanan dan sampel medis siswa yang terdampak.
“Pihak sekolah kami minta lebih waspada dan memastikan kualitas makanan yang dibagikan kepada siswa,” imbuhnya.

Sementara itu, distribusi makanan MBG di SMPN 8 Salatiga tetap berlangsung pada Senin dengan pengawasan lebih ketat. Wadah makanan terlihat tersusun di area sekolah sembari menunggu hasil pemeriksaan resmi dari pihak terkait.

Hingga Selasa (7/10/2025), penyelidikan masih dilakukan untuk memastikan apakah sakit massal ratusan siswa tersebut disebabkan oleh makanan MBG atau faktor lain. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |