
SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suasana kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menghangat, Senin (1/9/2025), ketika ratusan mahasiswa menggelar aksi solidaritas merespons dinamika nasional yang belakangan kian memanas.
Presiden Mahasiswa UMS, Muhammad Naufal Fajar, dalam orasinya menyoroti tindakan represif aparat terhadap mahasiswa di sejumlah daerah. Ia menegaskan gerakan mahasiswa tidak lahir dari kebencian, melainkan bentuk cinta kepada bangsa.
“Mereka sangat takut dengan gerakan-gerakan yang kita buat. Padahal ini adalah wujud rasa sayang dan cinta kita kepada negara,” ucapnya di lapangan Gedung Induk Siti Walidah.
Aspirasi itu mendapat perhatian langsung dari Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum. Usai mendengar orasi mahasiswa, ia menyampaikan apresiasi dan menegaskan lima seruan sikap moral civitas academica UMS atas kondisi nasional saat ini.
Pertama, Harun menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi unjuk rasa, sekaligus mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan korban luka segera pulih. Kedua, ia menyerukan agar para pemimpin dan penegak hukum mendengar aspirasi masyarakat dengan bijak, penuh empati, serta menjunjung kesantunan dalam bertindak.
Ia juga meminta para pemimpin memberi teladan dengan menyelesaikan persoalan bangsa secara adil dan tegas. Kepada mahasiswa, Harun mengimbau agar aspirasi tetap disuarakan dengan mengedepankan nilai akademik, etika, moral, serta menghindari kekerasan dan provokasi. Tak kalah penting, ia menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.
Dalam kesempatan itu, enam poin tuntutan mahasiswa turut dibacakan oleh perwakilan mereka, Teguh Jairyanur Akbar. Poin-poin itu antara lain menolak kekerasan aparat terhadap demonstran, mendesak pemerintah meninjau kebijakan yang merugikan rakyat, menolak pembungkaman kebebasan berpendapat, hingga menegaskan UMS sebagai ruang akademik yang bersih dari intrik politik maupun bentuk militerisasi.
Aksi berjalan tertib dengan mahasiswa dan pimpinan kampus duduk bersama, menandai bahwa ruang akademik tetap menjadi tempat dialog sehat demi kepentingan bangsa. [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.