Bahaya Menggunakan Plastik dalam Kemasan Makanan bagi Kesehatan

4 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Plastik menjadi hal yang paling mudah ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya kemudahan untuk menemukan plastik tidak berbarengan dengan kemudahan informasi bahwa bahaya plastik digunakan sebagai kemasan makanan membahayakan kesehatan tubuh manusia.

Salah satu kandungan dalam plastik yang umumnya digunakan adalah Bisphenol-A (BPA) yang sudah digunakan semenjak tahun 1960-an. Kandungan BPA ini nantikan akan memengaruhi kinerja resptor estrogen dan sistem metabolisme tubuh dan menyebabkan kegagalan sistem tubuh dalam memperbaiki sel yang rusak. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukan hanya itu, BPA dalam plastik jika masuk ke dalam tubuh manusia akan memengaruhi pertumbuhan anak dan pola reproduksi manusia dewasa. BPA yang tinggal dalam tubuh bekerja dengan sistem mimikri hormon dan tubuh tidak bisa mengenali hormon sebenarnya dengan BPA yang memimikri hormon. 

Dilansir dari HealthlineBPA bisa ditemukan dalam banyak produk yang digunakan sehari-hari, terutama makanan. Jika kandungan BPA dalam tubuh meningkat maka akan menyebabkan komplikasi kesehatan lain, seperti meningkatkan risiko penyakit kanker ovarium, payudara, prostat, dan colon.

Selain, BPA salah satu kandungan plastik yang juga akan memengaruhi tubuh adalah  phthalate, yakni sejenis asam ester yang digunakan untuk memberikan sifat elsatis dan ketahanan bagi plastik. Kandungan ini memiliki efek yang sama buruknya dengan BPA.

Dalam sebuah studi yang dilakukan untuk mencari tahu bagaimana  phthalate bereaksi bagi tubuh, dilakukan eksperimen kepada sekelompok tikus. Dalam eksperimen ini,  phthalate yang dimakan oleh tikus melalui pemberian makanan dengan kandungan mikroplastik menunjukkan bahwa kandungan asamnya menumpuk di hati, ginjal dan usus. Jika kandungannya sudah diluar ambang batas normal,  phthalate akan memproduksi molekul-molekul beracun yang berdampak bagi otak.

Cara Plastik Masuk ke Dalam Tubuh Manusia

Perlu diketahui bahwa di planet bumi, kurang lebih diperkirakan ada 8,8 juta ton sampah plastik dan itu hanya yang berada di lautan setiap tahunnya. Kebanyaan dari plastik ini sudah tenggelam di dasar laut atau terdampar ke daerah daratan.

Sampah-sampah plastik yang ada di dalam laut ini berganti bentuk menjadi ukuran yang lebih kecil hingga ukuran diameter kurang dari 0,2 inci atau 5 milimeter. Biasa dikenal dengan mikroplastik ini, partikel-partikel kecil ini tinggal di laut dan saat terdampar menyatu dengan unsur tanah. 

Dinukil dari Healthline, saat menyatu dengan air dan tanah, mikroplastik akan dikonsumsi oleh hewan yang sayangnya hewan itu juga akan dikonsumsi oleh manusia. Bukan hanya ikan, bumbu dapur seperti garam juga menjadi bahan makayanan yang memiliki kandungan mikroplastik. 

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang meneliti 15 jenama garam laut dan mereka menemukan 600 partikel mikroplastik per kilogram garam. Saat ada kandungan mikroplastik sebanyak ini, manusia tidak akan sadar bahwa ia sudah mengonsumsi plastik dalam ukuran yang besar. 

Kemudian, saat makanan baik dari bumbu dapur atau daging yang dimakan manusia mengandung mikroplastik, partikel ini akan masuk ke dalam aliran darah. Aliran darah ini akan dialirkan seluruh organ tubuh sehingga mikroplastik juga akan ikut dan berdiam diri di dalam organ tubuh itu. 

Oleh karena itu, plastik berbahaya jika masuk ke dalam tubuh dan bisa menyebabkan penyakit organ, seperti penyakit liver. Pasalnya, kondisi mikroplastik ini akan emmengaruhi kinerja organ karena bisa meniru bentuk hormon yang memiliki kinerja penting dalam memabntu organ untuk berfungsi normal.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |