GIGI Rilis Album Forever In The Air, Rekaman di Studio Legendaris Muse dan Rolling Stones

2 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Band GIGI akhirnya kembali dengan album terbarunya yang berjudul Forever In The Air setelah lebih dari satu dekade tanpa merilis album. Perjalanan menuju album ini dibuka melalui dua track awal, yakni "Menari-nari" dan "Semua Kan Terjawab" yang telah dirilis pada Juli dan Agustus 2025.

Hadir sebagai album ke-14 mereka, Forever In The Air menegaskan eksistensi GIGI di industri musik Indonesia, dan juga menjadi penanda kebangkitan semangat bermusik keempat personel GIGI setelah lebih dari 30 tahun bersama. Album ini bukan sekadar kembalinya GIGI ke dunia rekaman, tapi juga menjadi perjalanan emosional bagi personelnya.

Setelah terakhir merilis album penuh lebih dari sepuluh tahun lalu, mereka memutuskan untuk merekam Forever In The Air di Power Station, New York, studio legendaris yang pernah digunakan oleh musisi dunia seperti Muse, The Rolling Stones, hingga John Mayer. “Biasanya kami bikin album cuma dua tiga bulan. Tapi kali ini hampir setahun prosesnya, dan kami pengen ngerasain lagi energi seperti 10-15 tahun lalu, waktu masih workshop bareng di satu tempat, bukan kirim-kiriman data dari rumah aja,” ujar Hendy drummer GIGI, melalui siaran pers, Rabu (8/10/2025).

Sebelum berangkat ke New York, GIGI sempat mengadakan workshop intensif di Puncak. Dari sana, mereka membawa sembilan lagu baru yang akhirnya diputuskan untuk dijadikan satu album penuh.

“Awalnya cuma mau lima lagu jadi mini album, tapi pas ngumpul, rasanya sayang banget kalau enggak dijadiin full album,” ujar Hendy.

Yang membuat Forever In The Air semakin spesial, proses rekamannya dilakukan secara live recording, metode yang kini jarang digunakan. “Kita pengen ngerasain lagi sensasi main bareng, bukan overdub satu per satu,” ujar vokalis GIGI Armand Maulana.

Forever In The Air merupakan kerja sama GIGI dengan Juni Records. Boim yang merupakan Founder Juni Records, mengatakan dirinya langsung tertarik begitu mendengar materi awal album ini. Ia mengaku sudah mengenal GIGI sejak masih bersekolah, dan menilai bahwa untuk band yang telah berusia lebih dari tiga dekade, GIGI masih mampu menghadirkan energi yang segar tanpa kehilangan ciri khasnya.

Kolaborasi ini juga menjadi momen menyatukan dua generasi yakni GIGI band veteran dengan energi anak muda di label Junior. “Kami ingin mempertemukan pengalaman dan semangat baru supaya karya ini bisa menjangkau pendengar lintas generasi,” ucap Boim.

Di dalam album ini terdapat sembilan lagu baru dengan aransemen yang segar, dan liriknya terinspirasi dari pengalaman, cerita keempat personel band. Dengan proses panjang, konsep live recording, hingga keberanian kembali ke akar bermusik, Forever in the Air bukan hanya album baru bagi Gigi, tapi juga perayaan cinta dan gairah dalam musik yang masih terus menyala.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |