Heboh Dentuman Misterius di Cirebon, BRIN Pastikan Meteor Jatuh

2 hours ago 7
Ilustrasi kenampakan meteor jatuh | Wikipedia

CIREBON, JOGLOSEMARNEWS.COM – Malam Minggu warga Ciayumajakuning dan sebagian Jawa Tengah dibuat geger oleh suara dentuman keras disertai cahaya bola api yang melesat di langit. Peristiwa sekitar pukul 18.35 WIB, Minggu (5/10/2025), itu sempat menimbulkan berbagai spekulasi liar, mulai dari ban truk pecah, ledakan misterius, hingga dikaitkan dengan fenomena gaib.

Namun, kepastian datang dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Profesor riset astronomi dan astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, menegaskan bahwa dentuman tersebut berasal dari meteor berukuran cukup besar yang melintas di atas wilayah Cirebon dan Kuningan sebelum akhirnya jatuh di Laut Jawa.

“Kesaksian warga mendukung analisis ini. Ada yang melihat bola api, ada rekaman CCTV pada pukul 18.35, dan BMKG Cirebon juga merekam getaran pada pukul 18.39 WIB. Itu khas gelombang kejut meteor ketika memasuki lapisan atmosfer yang lebih rendah,” jelas Thomas.

Fenomena tersebut rupanya tidak hanya terdengar di Cirebon. Warga Indramayu, Majalengka, Kuningan, hingga Brebes, Tegal, bahkan Pemalang, juga melaporkan mendengar dentuman serupa. Suara ledakan itu cukup kuat hingga dirasakan pula di wilayah Subang.

Dari sisi meteorologi, BMKG Kertajati memastikan kondisi cuaca saat kejadian dalam keadaan cerah berawan, tanpa tanda-tanda awan konvektif atau petir. “Biasanya dentuman bisa dikaitkan dengan sambaran petir atau longsor, tetapi kali ini tidak ada indikasi ke arah itu,” ujar Dian Anggraini, prakirawan BMKG Kertajati.

BMKG memang mendeteksi getaran sekitar pukul 18.39 WIB, namun pihaknya menegaskan tidak memiliki instrumen untuk mendeteksi langsung pergerakan meteor. Karena itu, konfirmasi tentang benda langit sepenuhnya menjadi ranah BRIN.

Fenomena ini terjadi menjelang puncak hujan meteor Draconid yang akan berlangsung pada 6–10 Oktober 2025. Hujan meteor yang berasal dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner itu diperkirakan menghasilkan sekitar 10 meteor per jam. “Sangat mungkin meteor yang terlihat di Cirebon merupakan bagian dari rangkaian aktivitas hujan meteor yang berlangsung bulan ini,” kata Thomas.

Sebagaimana umumnya, meteor yang memasuki atmosfer bumi akan terbakar habis, pecah menjadi bagian-bagian kecil, dan jarang mencapai permukaan daratan. Kali ini, pecahan meteor dipastikan jatuh di Laut Jawa sehingga tidak menimbulkan kerusakan.

Peristiwa tersebut sekaligus menjadi pengingat bahwa Indonesia kerap menjadi lintasan fenomena langit menakjubkan. Bedanya, kali ini warga bisa merasakannya secara langsung melalui dentuman keras dan bola api bercahaya yang menorehkan jejak singkat di langit senja. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |