Investasi USD10 Miliar Masuk ke Sektor Energi, Momentum bagi Indonesia

2 months ago 59

(Beritadaerah – Nasional) Pemerintah Indonesia mencetak langkah maju signifikan dengan masuknya investasi jumbo senilai USD10 miliar di sektor energi dan logam strategis.

Investasi itu menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia bukan hanya tetap relevan di peta ekonomi global, tetapi mulai memainkan peran strategis baru dalam transformasi energi dunia.

Investasi yang masuk adalah untuk kolaborasi antara ACWA Power (Arab Saudi), Danantara Indonesia, dan Pertamina. Ini mencakup tiga proyek penting: Pembangkit gas-to-power rendah emisi, Produksi green hydrogen, dan Fasilitas desalinasi berbasis energi terbarukan.

“Ini bukan sekadar proyek energi. Ini momentum posisi tawar baru Indonesia di peta energi dunia,” tegas Fakhrul Fulvian, Direktur Insight Kadin Indonesia Institute, dalam keterangannya, Selasa (15/7/2025).

Meskipun dalam kenyataannya krisis global melemahkan aliran investasi, namun Indonesia justru menjadi destinasi utama para pemodal besar di sektor strategis. Sejumlah perusahaan EPC (Engineering, Procurement, and Construction) global kini berebut kontrak pembangunan proyek LNG skala besar di Indonesia Timur.

Kondisi ini menunjukkan bahwa ketidakpastian global telah menciptakan peluang baru, terutama bagi negara yang memiliki: Sumber daya alam melimpah, Stabilitas makro, dan Posisi geoekonomi yang menguntungkan.

Perlu langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa investasi membawa manfaat jangka panjang bagi Indonesia.

Fakhrul Fulvian menyoroti tiga rekomendasi utama:

  1. Peta Jalan Investasi Sektoral

Kebutuhan akan regulasi yang jelas dan progresif soal kepemilikan asing, transfer teknologi, dan kontribusi terhadap ketahanan energi nasional menjadi mendesak. Roadmap ini akan menjadi panduan sekaligus filter bagi investasi berkualitas tinggi.

  1. Kelembagaan Hilirisasi Terpadu

Hilirisasi energi dan logam — mulai dari gas, hidrogen, aluminium hingga air — tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dibutuhkan kelembagaan lintas sektor yang menyatukan arah, insentif, serta pengelolaan ekosistem industri secara terintegrasi.

  1. Ekosistem Pembiayaan Domestik yang Inovatif

Investasi berskala besar membutuhkan skema pembiayaan di luar mekanisme konvensional. Indonesia perlu memperkuat instrumen seperti green bonds, skema co-investment publik-swasta, hingga regulasi baru agar proyek-proyek strategis bisa lebih bankable di mata investor dalam dan luar negeri.

Indonesia, dengan sumber daya energi, nikel, bauksit, dan potensi energi terbarukan yang besar, berada di posisi yang tepat dan waktu yang tepat.

“Yang dibutuhkan kini: kejelasan dan ketegasan arah pembangunan dari pemerintah di tengah pergeseran global yang sedang terjadi, serta kecepatan eksekusi dari dunia usaha,” pungkas Fakhrul.

Masuknya USD 10 miliar ini adalah panggilan untuk merancang ulang strategi industri energi dan logam nasional. Dibutuhkan integrasi lintas sektor, penguatan institusi, dan terobosan dalam pembiayaan agar investasi ini benar-benar menjadi lompatan, bukan hanya geliat sesaat.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |