Petugas gabungan mengangkat material bangunan mushala ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (4/10/2025). Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyatakan total korban tercatat sebanyak 167 orang, 118 orang telah ditemukan dengan rincian 103 orang selamat, 14 orang meninggal dunia dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan penanganan medis lanjutan dan sebanyak 49 orang diduga masih tertimbun material bangunan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi yang juga Juru Bicara Presiden RI menyampaikan insiden ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, telah menjadi atensi khusus Presiden Prabowo Subianto.
Pras, sapaan akrab Prasetyo, mengatakan Presiden Prabowo telah memberikan instruksi secara langsung kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan jajaran menteri terkait untuk penanggulangan insiden tersebut, termasuk evakuasi para korban yang terjebak di bawah puing-puing bangunan musala.
“Beliau memantau terus. Karena itu, beliau memerintahkan para menteri terkait serta gubernur dan wakil gubernur untuk memberikan perhatian,” kata Prasetyo menjawab pertanyaan wartawan seusai acara peringatan HUT Ke-80 TNI di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (5/10/2025).
Pras menambahkan, Presiden Prabowo juga memerintahkan agar dilakukan evaluasi terhadap seluruh bangunan pesantren, terutama dari segi keamanan dan keselamatannya. “Evaluasi ke depan, semua pondok pesantren kami harapkan segera didata dan dipastikan keamanannya dari sisi bangunan serta infrastruktur di pondok masing-masing,” ujar Prasetyo Hadi.
Bangunan musala di Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) pekan lalu. Peristiwa itu menyebabkan ratusan santri yang sedang melaksanakan sholat berjamaah meninggal dunia, sementara beberapa korban selamat terjebak di bawah puing-puing bangunan.
Sekitar 100 santri diketahui sedang sholat berjamaah di lantai dasar musala ketika bangunan di lantai empat runtuh hingga ke lantai dasar. Insiden itu terjadi di tengah proses renovasi bangunan musala di lantai tiga.
Sebanyak lebih dari 400 petugas pencarian dan penyelamatan (SAR) diterjunkan untuk mengevakuasi korban. Namun, proses tersebut tidak mudah mengingat banyak puing berukuran besar yang rentan ambruk dan dapat menimpa korban yang masih terjebak.
Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Budi Irawan menyatakan hingga Ahad (5/10/2025), jumlah korban meninggal dunia mencapai 36 orang. Budi memperkirakan masih ada 27 santri yang terjebak di bawah puing-puing bangunan musala.
Sementara itu, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya mencatat jumlah korban selamat per Sabtu (4/10) bertambah menjadi 104 orang setelah satu santri yang sebelumnya hilang dilaporkan dalam kondisi selamat.
sumber : Antara