Kisah Dari Mimika, Kelola Sampah Sampai Jadi Cuan

2 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Pemerintah Kabupaten Mimika melibatkan partisipasi warga untuk mengelola sampah di Kota Timika agar memberikan manfaat ekonomi bagi warga setempat.

Bupati Mimika Johannes Rettob di Timika, Sabtu, mengatakan sejak awal Oktober ini Pemkab Mimika menyediakan bank sampah di Distrik Mimika Baru untuk menampung dan mengelola sampah dari setiap rumah warga.

"Untuk tahap uji coba kami mulai dari Distrik Mimika Baru. Ke depan, kami akan rencanakan bangun dua unit bank sampah lagi di Distrik Kuala Kencana dan Distrik Wania," kata John Rettob.

Ia menyebut bahwa keterlibatan aktif warga dalam pengelolaan sampah di Kota Timika sangat penting guna mendukung upaya pemerintah menjadikan daerah itu bersih dan bebas dari sampah.

Saat ini, katanya, produksi sampah di Kota Timika mencapai sekitar 100 ton per hari.

"Mimika khususnya Kota Timika saat ini sudah darurat sampah. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan kota masih rendah karena sampah berserakan di mana-mana," ujarnya.

Melalui program bank sampah tersebut, warga dilibatkan secara langsung menangani sampah mulai dari mengumpulkan sampah, memilah lalu menjual sampah ke bank sampah yang sudah disiapkan di setiap kelurahan.

"Nanti semua keluarga harus memilah sampah menjadi dua bagian yaitu sampah basah atau sampah organik dan sampah kering atau sampah anorganik," jelasnya.

Sampah kering seperti botol plastik, kardus, kertas plastik, logam dan kaleng bekas yang telah dipilah kemudian dikumpulkan dan dibawa ke bank sampah untuk dijual.

Bupati Rettob mencontohkan jika 1 kilogram sampah kering dibeli seharga Rp1.000 maka untuk 100 ton sampah kering akan menghasilkan uang sekitar Rp100 juta.

"Kalau ini bisa berjalan dengan baik, berarti ada uang sekitar Rp100 juta yang beredar di masyarakat setiap hari hanya dari mengelola sampah. Ini tentu akan sangat membantu ekonomi warga," ujarnya.

Metode pengelolaan sampah seperti itu, katanya, juga secara otomatis mengurangi volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Distrik Iwaka.

"Yang paling utama dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat Timika akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat," kata John Rettob.

Dalam pelaksanaan program bank sampah ini, Pemkab Mimika menjalin kerja sama dengan pihak BNI Cabang Timika.

Kepala Distrik Mimika Baru Joel Luhukay menyebut jajarannya mendukung penuh program bank sampah dan merekrut 22 orang tenaga pemilah sampah.

"Setiap kelurahan kita tempatkan dua orang yang bertugas memilah sampah. Kami sudah buat kontrak kerja dengan mereka untuk jangka waktu enam bulan dengan gaji standar UMK (Upah Minimum Kabupaten) dan dilengkapi dengan iuran BPJS Ketenagakerjaan," ujarnya.

Untuk tahap awal, katanya, para petugas pemilah itu akan mendatangi rumah warga untuk melakukan sosialisasi waktu membuang sampah, cara memilah sampah rumah tangga sebelum dibuang.

Para petugas itu juga akan menjemput sampah dari rumah ke rumah agar masyarakat tidak membuang sampah di sembarang tempat dan membawa daftar 17 jenis sampah yang sudah dipilah yang bisa dijual untuk mendapatkan uang.

Para petugas pemilah sampah itu akan mengikuti pelatihan pengelolaan sampah di pusat bank sampah (bank sampah induk) di Distrik Mimika Baru.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mimika Jefry Deda beberapa waktu lalu menyebut pihaknya menyediakan bank sampah di 21 kelurahan dan desa di Kota Timika sebagai solusi mengatasi persoalan sampah. di wilayah itu.

"Setiap rumah tangga harus memilah sampahnya. Makanan sisa dan sampah plastik dipisahkan. Makanan sisa akan dijadikan pupuk kompos. Sampah plastik dibawa ke bank sampah di setiap kelurahan, lalu disortir lagi mana yang dikirim ke bank sampah induk untuk dikirim ke Pulau Jawa dan mana sampah plastik yang akan dibawa ke pusat daur ulang (PDU) untuk dibakar lalu dijadikan paving block atau batu bata," jelas Deda.

Terkait dengan penanganan dan pengelolaan sampah, Pemkab Mimika beberapa waktu lalu sudah melakukan studi banding ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

sumber : ANTARA

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |