Kondisi Jenazah Mulai Rusak, Polda Jatim Minta Data Pendukung Wali Santri untuk Proses Identifikasi

4 hours ago 11

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Polda Jawa Timur terus melakukan proses identifikasi jenazah korban runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo. Namun, proses ini masih terkendala karena kondisi jenazah yang mulai rusak dan minimnya data penunjang dari keluarga korban.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim, Kombes M. Khusnan, menyampaikan bahwa saat ini seluruh jenazah sudah masuk tahap identifikasi, tetapi belum berjalan secara maksimal. Diketahui sudah ada delapan kantong jenazah yang dibawa ke RS Bhayangkara, Surabaya hingga Jumat (3/10/2025), malam.

"Proses identifikasi belum berjalan maksimal karena kurangnya data penunjang dari pihak keluarga," ujarnya kepada wartawan di RS Bhayangkara Polda Jatim, Jumat (3/10/2025), malam.

Ia menjelaskan kondisi jenazah pada umumnya masih utuh, meskipun terdapat kerusakan di beberapa bagian karena faktor alamiah. Selain visual, identifikasi juga dilakukan melalui pengujian DNA. Sampel DNA dari keluarga korban telah dikumpulkan dan akan segera diperiksa di laboratorium. 

Khusnan menambahkan, data pendukung yang dibutuhkan mencakup foto terakhir korban, khususnya yang memperlihatkan pakaian terakhir yang dikenakan.

"Sebagian pakaian pada jenazah masih utuh, sehingga dapat menjadi pendukung identifikasi visual," ucapnya.

"Besok pagi, sampel DNA tersebut akan langsung kami kirim ke Pusdokes untuk dilakukan pemeriksaan," kata dia.

Menurutnya, tes DNA akan digunakan sebagai metode terakhir apabila data antemortem dari keluarga tidak lengkap.

"Tes DNA ini adalah metode yang diakui secara internasional dan tidak terbantahkan," ungkapnya.

Hingga Jumat malam, delapan kantong jenazah telah diterima tim DVI. Insiden tragis ini terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri tengah menunaikan salat Ashar di mushala tiga lantai yang berada di kompleks asrama putra Ponpes Al Khoziny. Bangunan tersebut runtuh dan menimpa para santri.

Tim SAR gabungan mengungkapkan penyebab ambruknya mushala diduga karena kegagalan struktur bangunan yang tidak mampu menahan beban sesuai kapasitas seharusnya. Hingga kini, total korban yang sudah dievakuasi mencapai 116 orang dengan catatan 13 korban meninggal dunia, dan puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, juga meninjau langsung proses identifikasi di RS Bhayangkara. Ia mengimbau agar keluarga korban bersabar dan memahami kompleksitas proses identifikasi jenazah yang tengah dilakukan.

"Kerja-kerja profesional sudah dilakukan. Mudah-mudahan keluarga bisa memahami proses rekonsiliasi ini memang tidak mudah. Nanti magrib ini akan dilakukan rekonsiliasi dan hasilnya bisa memastikan identitas korban dengan benar," ujarnya.

Khofifah menekankan pentingnya akurasi dalam proses ini agar keluarga benar-benar yakin terhadap jenazah yang mereka terima.

"Banyak yang menunggu, ada yang putra, ada yang putri, ada juga keponakan. Semua harus diyakinkan hasil identifikasinya," kata dia.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |