LBH Papua Kritik Universitas Cenderawasih Tak Segera Merespons Tuntutan Menurunkan UKT

7 hours ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi damai mahasiswa Universitas Cenderawasih di depan gapura kampus Uncen Baru, Waena, Jayapura, Papua Barat, Kamis pagi, 22 Mei 2025, berujung bentrok dengan aparat gabungan TNI dan Polri. Demo digelar untuk menuntut diturunkannya biaya uang kuliah tunggal atau UKT.

Direktur Lembaga Bantuan Hukum Papua Festus Ngoranmele, mengatakan, bentrokan itu bermula dari tidak adanya respons dari pihak kampus terhadap aksi dan tuntutan para mahasiswa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atas sikap kampus itulah aksi yang awalnya berjalan tertib, berubah menjadi chaos. "Mahasiswa juga meminta transparansi dalam pengelolaan dana universitas," kata Festus dalam keterangan tertulis, Kamis, 22 Mei 2025. 

Ia menilai pihak Universitas Cenderawasih tidak menjalankan pendidikan tinggi dengan prinsip demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan bangsa sesuai Pasal 6 huruf b, UU No 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi.

Festus mengatakan, demonstrasi tersebut menuntut penurunan biaya kuliah yang dianggap memberatkan bagi sebagian besar mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.  

“Kejadian ini mengingatkan pentingnya dialog dan komunikasi yang konstruktif antara mahasiswa dan pihak berwenang dalam menyelesaikan permasalahan di kampus,” kata Festus. 

Perwakilan Mahasiswa Uncen, Jufanus Jaliande mengatakan, para mahasiswa mengecam keras tindakan-tindakan represif dan mendesak pihak kepolisian untuk menghormati hak konstitusional untuk menyampaikan aspirasi.

"Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami secara damai, tindakan represif kepolisian ini menunjukkan ketidakpekaan pemerintah terhadap kesulitan ekonomi yang dihadapi mahasiswa." kata Jufanus.

Mereka menilai tindakan kepolisian tersebut justru memperkeruh suasana dan menghambat upaya dialog untuk mencari solusi terkait tuntutan penurunan biaya kuliah.

Kericuhan pecah sekitar pukul 10.20 WIT ketika aparat mulai membubarkan massa aksi dengan cara mendorong barisan mahasiswa. Aksi saling dorong tak terhindarkan dan memicu ketegangan di depan pintu gerbang utama kampus. Tak lama kemudian, aparat menembakkan gas air mata ke arah kerumunan mahasiswa. Gas air mata menyebar hingga ke dalam area kampus.

Mahasiswa membalas dengan melempari batu ke arah aparat. Mereka juga memprotes keras masuknya aparat bersenjata ke dalam kampus, yang dinilai melanggar prinsip ruang akademik sebagai wilayah netral.

Dalam insiden tersebut, satu unit kendaraan taktis milik kepolisian jenis Dalmas dilaporkan terbakar. Selain itu, sejumlah kendaraan roda dua milik mahasiswa yang terparkir di sekitar Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uncen rusak, diduga akibat tindakan aparat.

Kapolresta Jayapura Kota AKBP Fredrickus Maclarimboen menuding gesekan itu dipicu oleh massa aksi yang terlebih dahulu melakukan provokasi kepada aparat. "Massa melakukan penyerangan melempari anggota dengan bebatuan sehingga menyebabkan empat orang terluka, dan membakar truk operasional," kata Fredrickus di Jayapura, seperti dilansir Antara, Kamis.

Menurut dia, aparat kepolisian hanya melaksanakan pengamanan di sekitar lokasi unjuk rasa. “Kami hanya melakukan pengamanan di sekitar gapura atau gerbang kampus, dan tidak masuk ke area kampus. Selain itu, aksi yang dilakukan tidak ada izin dari pihak Polresta Jayapura Kota," kata Fredrickus.

Empat personel Polresta Jayapura Kota yang terluka akibat terkena lemparan batu dari pendemo yaitu Kasat Samapta AKP Rischard L. Rumboy, Aipda Nursalam, Briptu Aan Krisanto dan Briptu Dicky.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |