WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kabar gembira bagi masyarakat! Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tapi kini juga akan berperan sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat. Kementerian Agama (Kemenag) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) resmi menggagas program Baznas Microfinance Masjid (BMM) – Masjid Berdaya Berdampak (MADADA).
Program ini membuka peluang bagi warga untuk mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa bunga, sekaligus mencegah jeratan pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol).
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, menegaskan bahwa fenomena pinjol dan judol semakin merusak ketahanan ekonomi rumah tangga. Banyak keluarga yang seharusnya terbantu justru hancur karena praktik haram tersebut.
“Melalui BMM-MADADA, masjid bisa hadir sebagai solusi nyata. Dana umat dikelola takmir untuk membantu warga yang ingin berusaha tapi terkendala modal. Pinjaman lunak ini tanpa bunga dan jauh dari jeratan pinjol,” ujarnya dalam kegiatan Bimbingan Teknis Pendamping BMM-MADADA.
Sebanyak 34 takmir masjid dari DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur telah mengikuti pelatihan khusus agar siap mendampingi masyarakat dalam mengakses program ini. Dana pinjaman bersifat bergulir, artinya setelah dikembalikan, bisa langsung disalurkan lagi ke penerima baru. Dengan begitu, semakin banyak masyarakat yang bisa terbantu untuk mandiri secara ekonomi.
Wakil Ketua Baznas Jawa Tengah, Zain Yusuf, menambahkan bahwa setidaknya 50 persen dana zakat dialokasikan untuk mustahik konsumtif, seperti bantuan kursi roda, kaki palsu, hingga renovasi rumah tidak layak huni. Sementara itu, mustahik produktif diarahkan pada pemberdayaan ekonomi, termasuk 23 jenis pelatihan kerja yang paling diminati, terutama di bidang konstruksi.
“Setelah pelatihan, peserta bisa ikut uji kompetensi bersama Kementerian PUPR agar siap masuk dunia kerja. Selain itu, masjid yang mengelola BMM-MADADA perlu membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) supaya pengelolaan dana umat lebih tertib dan akuntabel,” jelasnya.
Dengan skema ini, masjid di berbagai daerah, termasuk di Jawa Tengah, diproyeksikan menjadi garda ekonomi umat. Tak hanya menjaga akidah dari jeratan pinjol dan judol, tetapi juga mencetak masyarakat yang mandiri secara finansial.
“Masjid bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga pusat sosial dan ekonomi umat. Inilah bukti nyata bahwa masjid bisa membawa perubahan besar bagi kesejahteraan masyarakat,” tegas Arsad.
Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.