Masjid Kini Jadi Bank Mikro Umat! Bisa Dapat Pinjaman Tanpa Bunga Hingga 150 Juta

3 hours ago 9

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Masjid kini tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi umat. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) resmi meluncurkan program Baznas Microfinance Masjid Berdaya Berdampak (BMM Madada) untuk memperkuat kemandirian ekonomi jamaah dan mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman online (pinjol).

Peluncuran program ini dilakukan dalam acara Madada Festival di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama RI, Selasa (7/10/2025).

Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa BMM Madada merupakan bagian dari strategi besar MADADA (Masjid Berdaya dan Berdampak) yang menempatkan masjid sebagai motor penggerak kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

“Masjid berdaya memiliki kapasitas untuk bertindak, sedangkan masjid berdampak mampu menghadirkan perubahan positif bagi lingkungannya,” ujarnya.

Menurut Abu, masjid di era modern harus menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan. Melalui kolaborasi antara Baznas, LAZ, BWI, BPJS, CSR, dan ormas Islam, masjid bisa menjadi ruang sinergi yang memberi manfaat nyata bagi umat.

Program BMM Madada disalurkan dalam bentuk pinjaman lunak tanpa bunga melalui masjid-masjid, dengan sasaran utama pelaku usaha kecil. Tujuannya bukan sekadar membantu, tetapi mengubah penerima bantuan menjadi muzaki aktif.

“Dulu mereka hanya penerima zakat, sekarang bisa menjadi pemberi. Banyak kisah sukses lahir dari program ini,” kata Abu.

Selain aspek ekonomi, Bimas Islam juga memperkuat dakwah ekologis dengan mendorong masjid hijau. Program penghijauan dan penanaman pohon di area masjid percontohan dilakukan untuk menjaga lingkungan sekaligus memperindah tempat ibadah.
“Masjid harus bersih, indah, dan hijau. Itu bagian dari dakwah yang kontekstual,” tambahnya.

Dalam aspek pendidikan, Abu memperkenalkan program Fasolatan, pengajian khusus bagi generasi baby boomers agar tetap aktif belajar dan beribadah.

Gen Z dan milenial literasinya tinggi, tapi praktik ibadahnya belum optimal. Melalui Fasolatan, kami menjembatani kesenjangan antar-generasi,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menegaskan bahwa BMM Madada merupakan bentuk nyata dari ekonomi umat berbasis masjid.

Pinjaman lunak hingga Rp150 juta per masjid diberikan kepada warga yang memiliki potensi usaha, dengan sistem pendampingan dari pengurus masjid.

“Program ini bukan sekadar bantuan, melainkan investasi untuk kemandirian ekonomi masyarakat,” tegas Arsad.

Masjid berperan sebagai mediator yang mempertemukan pelaku usaha kecil dengan sumber dana halal dan tanpa bunga. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi tergoda pinjol yang menjerat dengan bunga tinggi.

Arsad juga menyoroti pentingnya peran lintas generasi dalam memperkuat spiritualitas dan ekonomi umat.
“Fasolatan menjadi ruang belajar bagi orang tua sekaligus wadah interaksi dengan generasi muda agar nilai keagamaan tetap hidup dan relevan,” tuturnya.

Dengan sinergi Bimas Islam dan Baznas, BMM Madada diharapkan menjadi model nasional masjid berdaya, menggerakkan ekonomi umat, menjaga kelestarian lingkungan, dan menumbuhkan peradaban Islam yang inklusif dan produktif. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |