Mengupas Mekanisme Algoritma: Pemrograman Komputer hingga Taktik Curang Judol

4 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Algoritma, sebuah istilah yang kerap terdengar dalam dunia teknologi dan matematika, kini menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Dari menyusun program komputer, mengelola data besar, hingga secara ironis mengendalikan keberuntungan di meja judi online.

Menurut laman resmi Binus, algoritma adalah rangkaian langkah sistematis yang dirancang untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam konteks pemrograman komputer, algoritma berfungsi sebagai logika dasar yang memungkinkan program berjalan sesuai perintah.

Dua metode umum dalam menyusun algoritma adalah flowchart dan pseudocode. Flowchart menampilkan proses secara visual dalam bentuk diagram, sementara pseudocode menuliskan langkah-langkah logika dalam bahasa semi-formal agar mudah dipahami oleh manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari dicoding sejarah algoritma sendiri merentang jauh ke masa lalu, dimulai dari ilmuwan Muslim, Al-Khawarizmi, yang merumuskan prosedur matematika sistematis untuk memecahkan soal rumit. Beberapa abad kemudian, Alan Turing membuktikan bahwa mesin juga dapat menjalankan algoritma, membuka jalan bagi revolusi komputer.

Namun, tidak semua penerapan algoritma bermuara pada kemaslahatan. Dalam industri perjudian daring, algoritma justru menjadi senjata tersembunyi yang mempermainkan nasib jutaan pemain. Seperti dilansir dari Sigma World, dua jenis algoritma utama yang bekerja di balik layar judi online adalah Random Number Generator (RNG) dan algoritma pembayaran.

RNG adalah inti dari permainan yang memastikan hasil setiap taruhan bersifat acak. Setiap putaran mesin slot, misalnya, dipicu oleh angka acak yang terus berubah, sehingga hasil permainan tidak bisa ditebak. Tujuannya, setidaknya secara teori, adalah untuk menjamin keadilan dan independensi hasil. Belakangan, muncul juga sistem provably fair yang memungkinkan pemain memverifikasi keadilan hasil secara manual.

Namun, seperti dikatakan Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada, keacakan ini sering kali menyesatkan. “Tidak ada cerita main judi itu menang. Iming-iming itu hanya sebuah kebohongan,” ujarnya dalam konferensi pers pada 2 Mei 2025 di Jakarta Barat.

Ia menegaskan bahwa sistem algoritma situs judi online sudah dikustomisasi agar pemain terus kalah. Bahkan, kata Wahyu, perang psikologis dilakukan oleh operator untuk membuat pemain terus bertaruh meski telah kalah berulang kali.

Lebih jauh lagi, algoritma pembayaran dalam judi online dirancang untuk mempertahankan profitabilitas kasino sambil menyesuaikan bonus dan insentif agar pemain tetap terikat. Kasino menganalisis pola taruhan, frekuensi bermain, dan tingkat keterlibatan untuk memberikan penawaran yang tampaknya menarik, padahal sejatinya menjaga pemain tetap dalam siklus kekalahan.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, mengingatkan bahwa ilusi kemenangan dalam judi online sering kali menutup kenyataan pahit. “Pemain jual dua mobil mewah dan uangnya digunakan untuk judi online. Lalu, menang dan dapat satu motor. Mereka lupa kalau sudah hilang dua mobil mewah,” katanya.

Fenomena ini membuka diskusi lebih luas tentang bagaimana algoritma, yang sejatinya merupakan alat bantu logis, bisa dimanfaatkan untuk tujuan manipulatif. Di satu sisi, algoritma adalah fondasi teknologi modern. Di sisi lain, jika disalahgunakan, ia bisa menjadi jebakan digital yang licin dan mematikan.

Hendrik Khoirul Muhid, Hanin Marwah, M. Faiz Zaki, dan Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Google Merilis AI yang Mampu Membuat Algoritma Otomatis

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |