Negosiasi Gaza: Hamas Minta 'Presiden Masa Depan Palestina' Marwan Barghouti Dibebaskan Israel

2 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas dilaporkan menuntut pembebasan sejumlah tokoh pejuang Palestina yang saat ini menjalani penahanan di Israel sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza. Diketahui, perundingan antara Hamas dan Israel akan dimulai Senin (6/10/2025) bertempat di Kairo Mesir.

Dilaporkan Times of Israel, Senin, sumber Channel 12 menyebutkan bahwa, di antara yang diminta Hamas untuk dibebaskan adalah Marwan Barghouti yang saat ini menjalani hukuman penjara seumur hidup atas keterlibatannya dalam aksi Intifada Kedua pada September 2000.

Barghouti hingga kini diyakini menjadi salah satu tokoh paling populer di kalangan rakyat Palestina. Dalam enam kali jajak pendapat yang digelar oleh Pusat Penelitian dan Survei Palestina antara September 2023 dan Mei 2025, Barghouti muncul sebagai kandidat saat responden ditanya siapa yang akan mereka pilih menjadi presiden jika Palestina merdeka.

Tokoh lainnya yang diminta Hamas untuk dibebaskan adalah pemimpin Front Populer Pembebasan Palestina (PFLP) Ahmad Sa’adat, yang dihukum 30 tahun penjara sejak 2008 atas keterlibatannya dalam pembunuhan mantan Menteri Turisme Israel Rehavam Ze'evi pada 2001. Hamas juga menuntut pembebasan Ibrahim Hamed, yang sedang menjalani 45 kali masa seumur hidup lantaran mengorkestrasi pembunuhan sejumlah waega Israel, komandan Hamas di Tepi Barat, Abbas al-Sayed, yang mengotaki pengeboman Hotel Park di Netanya pada 2002, dan petinggi Hamas, Hassan Salemeh yang menjalani 48 kali masa seumur hidup atas tuduhan plot beberapa aksi bom bunuh diri.

Mengutip sumber Hamas, Channel 12 melaporkan bahwa, Hamas tidak akan menyerah dalam upaya membebaskan para tokoh tersebut meski harga yang harus dibayar adalah kegagalan dari proses perundingan di Kairo. Di Israel sendiri kini terdapat 303 tahanan yang menjalani hukuman penjara seumur hidup. 

Menteri Agrikultur Israel Avi Dichter kepada Channel 12 mengindikasikan Israel kemungkinan akan memenuhi tuntutan Hamas kecuali permintaan untuk membebaskan mereka yang terlibat pada aksi 7 Oktober 2023. Dichter mengatakan, pada masa lalu, Israel membebaskan bebrapa tokoh termasuk pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, yang dua kali dibebaskan dari tahanan.

Pada 1985, Israel menukar Sheikh Ahmed Yassin dan 1.150 tahanan lain dengan tiga prajurit IDF yang disandera Hamas. Sempat ditahan kembali, Sheikh Ahmed Yassin kemudian dilepas pada 1997 sebagai bagian dari pertukaran dua anggota Mossad yang ditangkap di Yordania saat mencoba membunuh petinggi Hamas, Khaled Meshaal.

"Saya dua kali menyeretnya ke penjara dan sekali membawanya ke akhir hidupnya," kata Dichter yang pernah menjadi kepala Shin Bet saat Yassin dibunuh lewat serangan helikopter pada 2004.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |