4 hours ago
8
Presiden Donald Trump berbicara setelah konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih, Senin, 29 September 2025, di Washington.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terkejut dengan tanggapan Presiden AS Donald Trump terhadap pernyataan Hamas.
Sementara pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyatakan dukungannya terhadap pembicaraan Trump mengenai peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membebaskan para tahanan di Gaza, demikian dilaporkan Axios, mengutip seorang pejabat Israel, dikutip Sabtu (4/10/2025).
Menurut pejabat Israel yang berbicara kepada Axios, selama konsultasi sebelum pengumuman Trump, Netanyahu menganggap tanggapan Hamas sebagai penolakan terhadap rencana tersebut.
Netanyahu menekankan perlunya berkoordinasi dengan Amerika untuk memastikan bahwa kesan bahwa Hamas telah menanggapi rencana tersebut tidak diabadikan, meskipun badan-badan teknis yang menangani berkas para tahanan melihat tanggapan Hamas sebagai hal yang positif, membuka jalan bagi tercapainya kesepakatan.
Sementara itu, Yair Lapid mengatakan Trump benar bahwa ada kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membebaskan para penculik dan mengakhiri perang.
Badan tersebut menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa permintaan Presiden Trump untuk menghentikan perang sekarang juga diperlukan untuk mencegah nyawa para tawanan terancam.
Badan tersebut menekankan Netanyahu harus segera memerintahkan dimulainya perundingan yang efektif dan cepat untuk pengembalian para tawanan yang diculik.
Hamas dilaporkan telah memberikan respons resmi atas proposal atau rencana Presiden AS Donald Trump akhiri perang di Jalur Gaza.
Dalam surat yang didapatkan Drop Site, pada Jumat (3/10/2025), terungkap Hamas menyetujui pelepasan sandera dan pertukaran tahanan namun menuntut dilibatkan dalam urusan masa depan Gaza. Berikut isi surat yang dikirimkan Hamas:
