Ngaji Budaya Jadi Ruang Inklusif, Pemuda Diajak Cintai Seni tanpa Lepas dari Agama

1 hour ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menggelar acara Ngaji Budaya: Haflah Mawlid al-Rasul sebagai media untuk mengajak para pemuda mencintai seni dan budaya tanpa meninggalkan nilai agama.

“Mereka (anak-anak muda) sangat dinamis, cepat menerima informasi, dan membutuhkan asupan informasi serta konten yang edukatif. Budaya adalah fondasi bangsa, dan jangan pernah lupa pada ajaran agama sebagai pegangan,” ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (30/9/2025).

Ngaji Budaya yang digelar Kemenag merupakan bagian dari rangkaian Blissful Mawlid di UIN Walisongo, Semarang, yang diikuti sekitar seribu mahasiswa. Penampilan grup musik Letto dan Gamelan Kiai Kanjeng turut memeriahkan acara tersebut.

Menurut Abu, pendidikan melalui kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari jati diri bangsa. Ia mendorong generasi muda untuk bersikap terbuka terhadap arus informasi global, namun tetap berakar pada tradisi dan spiritualitas.

“Generasi muda boleh progresif, tetapi jangan sampai kehilangan akar, atau dalam istilah Jawa disebut wes ora njowo,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, menegaskan agama dan budaya memiliki hubungan erat dalam dakwah.

“Relasi antara agama dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan. Seni menjadi instrumen yang membuat nilai-nilai agama lebih mudah diterima dan tidak terasa kering,” katanya.

Zayadi juga mengingatkan Ngaji Budaya merupakan bentuk aktualisasi tradisi dakwah Walisongo, yang memanfaatkan seni dan budaya sebagai media penyebaran Islam yang damai dan kontekstual.

Kasubdit Seni Budaya dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, menambahkan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya.

“Kalau generasi muda tidak diperkenalkan pada budaya, mereka bisa kehilangan akar budayanya. Bisa terjadi loss budaya,” ujarnya.

Kehadiran peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa UIN Walisongo, mahasiswa UIN Yogyakarta, hingga masyarakat umum, menunjukkan bahwa Ngaji Budaya telah menjadi ruang inklusif yang menghubungkan nilai agama, seni, dan kehidupan sosial.

Kemenag berharap kegiatan ini dapat memperkuat spiritualitas sekaligus menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya bangsa.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |