OPM Bantah TNI soal 18 Milisi Tewas dalam Baku Tembak di Sugapa

4 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara markas pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom membantah ada 18 milisi yang tewas dalam baku tembak dengan TNI di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, pada Rabu, 14 Mei 2025.

Dia mengatakan, klaim TNI yang menyebut 18 milisi TPNPB tewas cenderung dibesar-besarkan untuk tujuan menghancurkan psikologis milisi. Sebab, kata dia, fakta di lapangan menghadirkan hanya 3 milisi yang tewas dalam operasi militer dini hari itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yang tertembak itu hanya satu," kata Sebby kepada Tempo melalui pesan suara singkat, Jumat, 16 Mei 2025.

Ia memaparkan, setelah memperoleh informasi adanya seorang milisi yang tewas, TPNPB Kodap Intan Jaya kemudian merintahkan milisi lain untuk mengevakuasi jasad tersebut.

Namun, dia melanjutkan, saat melakukan evakuasi, 5 milisi terkena ranjau yang ditanam TNI di sekitar lokasi baku-tembak. Akibatnya, tiga dinyatakan tewas sedangkan dua lain mengalami luka-luka.

"Tiga korban tewas adalah Gus Kogoya, Notopinus Lawiya, dan Kanis Kogoya. Sedangkan dua korban luka, yaitu Tinus Wonda dan Dnu-Dnu Mirip," ujar Sebby.

Dalam baku tembak ini, kata dia, ditemukan juga warga sipil yang menjadi korban, antara lain Junite Zanambani dan anak-anaknya Minus Yegeseni serta Nopen Wandagau. Tiga orang ini mengalami luka tembak pada bagian lengan dan daun telinga.

Korban tewas lainnya, kata Sebby, adalah warga sipil atas nama Elisa Wandagau, Ruben Wandagau, dan Mono Tapamina, serta satu orang yang belum teridentifikasi. Seluruh korban telah dievakuasi ke salah satu rumah Klasis di Hitadipa.

Sebby mengklaim, terdapat pula warga sipil yang sempat ditangkap TNI atas tuduhan terafiliasi dengan TPNPB, namun berhasil kabur. Mereka adalah Peles Hondani dan istrinya; Misael Tabuni dan Istrinya; Julianus Janambani, serta Daniel Hondani. 

"Mereka yang ditangkap saat ini tengah berada di markas untuk mendapat perawatan dan perlindungan," kata Sebby.

Sebby meminta agar militer Indonesia mematuhi hukum humaniter Internasional dengan tidak melibatkan dan menyakiti warga sipil, terutama orang asli Papua. "Ini urusan kombatan dengan kombatan," ujar Sebby.

Sebelumnya, Satuan Tugas Habema terlibat baku tembak dengan milisi TPNPB di Distrik Sugapa pada Rabu, 14 Mei 2025 dini hari. Pada peristiwa itu, 18 milisi TPNPB pimpinan Undius Kogoya dinyatakan tewas.

Komandan Media Satgas Habema Letnan Kolonel Iwan Dwi Prihartono mengatakan, TNI menyita sejumlah barang bukti dari milisi TPNPB antara lain, satu pucuk senapan jenis AK-47, satu pucuk senjata rakitan, puluhan butir amunisi, busur dan anak panah, bendera bintang kejora, serta alat komunikasi.

Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi membantah tudingan TPNPB ihwal penangkapan dan penembakan terhadap warga sipil.

Dia mengatakan, kehadiran prajurit TNI justru untuk memberikan pelayanan kesehatan, edukasi, dan pengamanan pembangunan jalan ke Hitadipa yang dimanipulasi oleh TPNPB dengan menggunakan masyarakat sekitar sebagai tameng hidup.

"Ini propaganda mereka yang bertujuan untuk mendiskreditkan TNI dan menebar kebencian kepada masyarakat," kata Kristomei.

Dia melanjutkan, berdasarkan kesaksian Kepala Suku Kampung Sugapa Melianus Wandegau, justru milisi TPNPB lah yang melanggar hukum humaniter Internasional, yaitu dengan melibatkan warga sipil sebagai tameng hidup.

"TNI tak akan membiarkan warga Papua terus diteror dengan aksi-aksi keji TPNPB," ujar mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat itu.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |