Petani di Kabupaten Klaten Terapkan Teknologi Alat Canggih Pertanian

2 months ago 59

(Beritadaerah-Pati) Penggunaan teknologi di sektor pertanian telah diterapakan pada sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sejumlah petani di Klaten sudah beradaptasi, dari sistem tradisional beralih menggunakan alat canggih. Mulai dari proses pengolahan tanah, penanaman, perawatan, hingga panen. Sejumlah petani sudah mulai akrab dengan drone pertanian, rice transplanter, rotavator, traktor, combine harvester, cultivator, dan sebagainya.

Terkait dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares menjelaskan, mekanisasi pertanian menjadi strategi mewujudkan swasembada pangan. Hal itu untuk meningkatkan efisiensi usaha tani, sehingga hasilnya bisa presisi dan lebih maksimal.

Ditambahkan, Pemprov Jawa Tengah memiliki Brigade Pertanian, yang menyediakan peminjaman alat-alat mekanisasi pertanian secara gratis, yang bisa diakses di tujuh lokasi di Jawa Tengah. Beberapa di antaranya Pati, Banyumas, Surakarta, Semarang. Hingga saat ini, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada petani, agar beradaptasi dengan sistem mekanisasi pertanian.

Ketua Kelompok Tani Desa Taji Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten, Muhammad Sensus mengatakan, pemanfaatan alat-alat canggih tersebut dapat menjadikan proses pertanian lebih efisien dan hemat biaya.

“Kalau memakai mekanisasi pertanian dengan alat-alat yang canggih, ini bisa lebih efisien dan hemat biaya,” kata Muhammad Sensus, Kamis (17/7).

Sensus menambahkan, sistem tradisional membutuhkan banyak tenaga manusia. Selain biaya, juga membutuhkan waktu lama dibanding dengan teknologi mesin.

“Alat-alat ini sangat membantu petani. Karena bisa lebih cepat dibanding dengan tenaga manusia,” lanjutnya.

Sensus mencontohkan, dia telah menggunakan drone pertanian untuk memantau pertumbuhan tanaman dan mengendalikan hama. Selain efisien, drone dapat dengan detil menyentuh seluruh area tanam dengan baik.

“Kalau untuk mengendalikan hama, drone ini sangat bagus. Bisa menjangkau sampai tanah bagian bawah. Kalau pakai tradisional itu lama, dan mungkin tidak bisa merata seperti drone,” tuturnya.

Disampaikan, kelompok tani yang dipimpinnya memiliki anggota sekitar 50 petani, dengan luas lahan 32 hektare. Mereka sudah menggunakan mekanisasi pertanian dengan alat-alat canggih, mulai dari pengolahan tanah, tanam, perawatan hingga panen. Pemakaian alat sudah berjalan dalam satu tahun. Hasilnya memberikan efisien, biaya lebih murah dan hasilnya sukses.

Menurutnya, sebelum terbentuk kelompok tani dan memanfaatkan alat pertanian modern, para petani kerap kali mengalami gagal panen.

Petani Kedungampel, Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, Suparman menambahkan, mekanisasi pertanian dengan alat-alat canggih sangat memanjakan petani. Selain itu, dapat menjadi solusi minimnya petani buruh saat ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |