
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suasana Gedung Sentra Industri Kreatif dan Kerajinan (SIKK) Sragen pada Rabu (1/10/2025) tampak berbeda dari biasanya. Puluhan anggota Tim Penggerak PKK Kabupaten Sragen berkumpul penuh semangat. Selain menggelar rapat pleno, mereka juga turut merayakan Hari Batik Nasional dengan kegiatan membatik bersama.
Acara diawali dengan pembekalan materi oleh Dwi Wahyu Nugroho dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen. Dalam paparannya, Wahyu menyampaikan sejarah batik, ragam motif, hingga peran generasi muda dalam menjaga kelestarian budaya warisan bangsa.
“Batik bukan sekadar kain bergambar, melainkan warisan budaya yang memiliki sejarah panjang dan sarat makna. Setiap motif batik lahir dari filosofi yang berbeda, mencerminkan kearifan lokal dan identitas bangsa,” jelas Wahyu.
Setelah itu, para anggota PKK pun mengambil canting dan mencoba menuangkan malam di atas kain putih. Meski tidak mudah bagi sebagian besar peserta, senyum dan antusiasme terlihat jelas di wajah mereka.
Ketua TP PKK Kabupaten Sragen, Linda Sigit Pamungkas, menegaskan bahwa kegiatan ini bukanlah sekadar seremoni. Menurutnya, agenda membatik bersama adalah bentuk nyata cinta PKK Sragen terhadap batik.
“Hari ini PKK Kabupaten Sragen ikut merayakan Hari Batik Nasional dengan agenda membatik bersama. Harapannya, kita bisa menjadi bagian dari pelestarian batik, sekaligus memahami bahwa sesuatu yang indah lahir dari proses panjang, penuh kesabaran dan ketekunan,” ujarnya.
Linda menambahkan, pengalaman langsung membatik memberi kesadaran betapa prosesnya membutuhkan kesabaran tinggi. Ia berharap semangat ini dapat menular ke masyarakat, termasuk generasi muda, agar batik terus lestari lintas zaman.
“Dari canting yang menorehkan malam di atas kain putih, lahirlah pesan abadi bahwa batik bukan sekadar busana, melainkan jati diri bangsa. Melalui kegiatan membatik bersama ini, PKK Kabupaten Sragen ingin meneguhkan bahwa melestarikan batik adalah merawat warisan, menjaga kesabaran, dan merangkai ketekunan menjadi karya indah,” lanjut Linda.
Sehelai batik sederhana yang tercipta hari itu menyimpan makna mendalam: bahwa cinta pada budaya akan terus mengalir dari generasi ke generasi, seperti goresan canting yang tak lekang oleh waktu. (cs)
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.