Polisi Amankan Belasan Orang di Demo May Day Semarang

3 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Demo buruh memperingati Hari Buruh atau May Day di Kota Semarang diwarnai kericuhan. Sejumlah orang juga diamankan aparat.

Demo buruh yang diikuti berbagai aliansi buruh mulanya berlangsung lancar. Kemudian, sekitar pukul 16.25 WIB, tampak kelompok massa berbaju hitam dan mengenakan masker mencoba memasuki gedung Gubernur Jateng.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak lama berselang, terjadi kericuhan antara kelompok berbaju hitam dan polisi. Kelompok tersebut kemudian merusak pagar tanaman yang berada di Jalan Pahlawan, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan.

Melansir Detik, petugas kepolisian sempat menghalau kelompok berbaju hitam yang hendak masuk ke kantor Gubernur Jateng. Kelompok ini kemudian terlihat membakar beberapa bagian pagar tanaman tersebut.

Sekitar pukul 17.30 WIB, kericuhan mulai memuncak, dan personel Brimob turun tangan melempar gas air mata. Lalu terdengar suara petasan dari sisi kelompok berbaju hitam.

Di saat bersamaan, tampak beberapa pendemo juga diseret aparat menuju Kantor Dinas Sosial Jateng. Salah satu mahasiswa yang berhasil keluar tampak berdarah di kepala dan mengalami luka di tangan.

"Mereka mau merebut Hp saya, saya pertahankan," kata mahasiswa tersebut.

Sementara itu, polisi mulai menyisir area demo di sekitar Kantor Gubernur Jateng hingga Kampus Universitas Diponegoro Pleburan. Puluhan personel menggunakan motor hingga mobil Brimob juga berpencar.

Aksi kemudian bubar sekitar pukul 18.00 WIB.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Arianto mengatakan pihaknya mengamankan belasan orang. Menurutnya hal itu terpaksa dilakukan agar perayaan Hari Buruh tetap tertib.

"Serikat buruh dan buruh telah menyampaikan aspirasinya dan telah diterima oleh Gubernur, alhamdulillah berjalan lancar. Namun, di balik ini semua ternyata ada satu kelompok lagi, yaitu kelompok anarko yang bergabung dengan kelompok mahasiswa lainnya yang melakukan aksi unjuk rasa anarkis," kata Arianto.

Menurut dia kelompok itu melakukan pembakaran, pelemparan terhadap petugas, sehingga dibubarkan dengan cara didorong. Ia menyebut hal itu sudah sesuai dengan SOP kepolisian.

"Alhamdulillah pendorongan berjalan dengan baik dan aksi kegiatan anarko berhasil kita bubarkan," tuturnya.

Ia mengaku ada beberapa orang yang diamankan. Namun, belum mengetahui pasti berapa orang yang dibawa ke Polrestabes Semarang.

"Ada beberapa orang dari anarko yang kita amankan karena yang bersangkutan menjadi provokator. Kita melakukan pengamanan atau penangkapan karena yang bersangkutan telah menjadi provokator," tuturnya.

Kapolrestabes Semarang Kombes M Syahduddi juga membenarkan peristiwa pendorongan tersebut. Ia memastikan personelnya mendorong massa untuk menjaga situasi kondusif.

"Tadi sudah kita lakukan pendorongan dan pembubaran dengan kendaraan pengurai massa dan saat ini situasi kondusif, massa kita dorong dan sudah dibubarkan," tutur dia.

Wartawan ditangkap

Syahduddi mengaku mengetahui belum mengetahui jumlah orang yang diamankan. Pihaknya juga mengaku tak mengetahui jika ada laporan mengenai ditangkapnya dua wartawan yang ditangkap polisi saat meliputi Hari Buruh.

Satu wartawan yang ditangkap adalah Jamal Abdun Nashr, jurnalis Tempo, dan satu lagi disebut berasal dari Pers Mahasiswa.

"Saya tidak melihat itu, nanti kita cek. Kita dalami lagi. Saya tidak tahu, saya belum tahu. Yang jelas yang diamankan sekelompok mahasiswa," terangnya.

Jamal yang sempat diamankan polisi menuturkan bahwa petugas menghapus video yang ia rekam. Saat itu, Jamal mengaku sempat mendokumentasikan proses penangkapan oleh aparat terhadap mahasiswa.

"Tadi waktu polisi nangkap beberapa orang, karena menurutkan cara nangkapnya kurang manusiawi, ditarik, sempat aku dokumentasikan. Seperti biasa kalau waktu nangkep didokumentasikan, akhirnya aku ditarik," kata Jamal.

"Habis itu dibawa masuk, Hp-ku diminta, diminta untuk videonya dihapus. Waktu aku lihat di Hp-ku, udah enggak ada file videonya," lanjut dia.

Jamal mengaku menggunakan kartu pers saat meliput aksi Hari Buruh dan sempat memperlihatkan ke pihak kepolisian. Namun, dia tetap dibawa ke dalam Kantor Dinsos Jateng.

"Aku ditarik, sempat dipiting, terus dibanting. Kira-kira semenit lebih. Bisa keluar karena teman-teman jurnalis langsung pada mbantuin untuk mengeluarkan," ujar Jamal.

"Aku sempat kasih lihat ID pers, aku bilang aku wartawan, mereka bilang ngapain rekam-rekam? Kami aparat'. Waktu itu aku enggak pasrah, mencoba bertahan, mencoba tidak terpancing emosi," sambungnya.

Bantah anarko

Sementara itu, pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang M Safali mengatakan ada sekitar 18 mahasiswa yang diamankan oleh polisi dalam unjuk rasa kali ini.

"Tadi terjadi penembakan gas air mata serta water cannon yang dilakukan secara brutal oleh pihak kepolisian. Ada peristiwa pemukulan hingga pengejaran. Saat ini data yang kami himpun untuk sementara ini sekitar 18 orang yang saat ini sedang dibawa ke Polrestabes Semarang," ujar Safali.

Selain itu, beberapa mahasiswa dilarikan ke rumah sakit terdekat. Selain itu, motor-motor pendemo juga dibawa pihak kepolisian dan tidak diketahui keberadaannya.

"Maka kami dari LBH Semarang mengajak untuk bersolidaritas, mengajak untuk melakukan upaya-upaya pendampingan hukum supaya kawan-kawan sesegera mungkin untuk dibebaskan malam ini," kata Safali.

"Tudingan bahwa itu anarko tidak benar. Mahasiswa sepakat untuk kemudian ngikut sama aksi-aksi buruh, tuduhan itu enggak benar. Termasuk tudingan provokator terhadap massa aksi," imbuhnya.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |