Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Kepala Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya Nanang Sigit menyebut proses evakuasi bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, sudah mendekati lapisan lantai dasar. Ia berharap korban yang belum ditemukan dapat segera dievakuasi.
“Kalau lapisan paling bawah sudah terbuka, mudah-mudahan bisa terlihat korban lainnya untuk segera dievakuasi,” kata Nanang saat konferensi pers di Posko SAR gabungan, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat.
Dengan terbukanya lapisan paling bawah, kata dia, harapan terbuka untuk menemukan lebih banyak korban yang diperkirakan berada di lantai dasar.
Ia menegaskan, dari total tiga lantai bangunan musala yang runtuh, saat ini hanya tersisa satu lantai yang belum sepenuhnya terbuka.“Mudah-mudahan pembersihan hari ini bisa lebih cepat sehingga korban dapat segera ditemukan dan dievakuasi,” tuturnya.
Sementara itu, dari data yang tercatat oleh Basarnas, sebanyak 22 korban runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny telah dievakuasi dan sembilan diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Dari sembilan korban meninggal, tiga korban dievakuasi ke RSI Siti Hajar Sidoarjo, dua korban di RSUD Notopuro Sidoarjo dan empat lainnya dievakuasi di RS Bhayangkara Surabaya.
Adapun data korban meninggal yakni atas nama Maulana Alfan lbrahimavic (13), Mochammad Mashudulhaq (14), Muhammad Soleh (22), Rafi Catur Okta Mulya (17), M. Agus Ubaidillah (14).
sumber : Antara