(Beritadaerah-Semarang) Saat acara Rembug Bareng Gubernur Jateng dengan Pimpinan Media, di Grhadika Bhakti Praja, Rabu (2/7), disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bahwa Provinsi Jawa Tengah menjadi tempat yang menarik bagi investor untuk menanamkan investasinya. Sebab, banyak kebijakan yang mengarah pada proinvestasi.
Acara dialog bersama media ini diikuti oleh 76 perwakilan media dan asosiasi pers dari seluruh Jawa Tengah. Forum tersebut menjadi ruang komunikasi terbuka antara pemerintah dan insan pers, dalam mendukung pembangunan provinsi Jawa Tengah.
Menurut Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi banyak keunggulan yang tidak dimiliki daerah lain. Seperti, iklim investasi di Jateng terjamin aman, didukung dengan kemudahan perizinan, dan ketersediaan lahan maupun tenaga kerja.
“Gubernurnya mantan Kapolda, jadi saya pastikan soal keamanan. Perizinan juga kita kawal ketat lewat DPMPTSP. OSS satu pintu, satu hari harus selesai,” tegas Luthfi.
Dia juga menyinggung mekanisme penetapan upah buruh di Jateng, yang dilakukan secara tripartit dan terbuka. Untuk upah itu hasil musyawarah. Kalau terlalu tinggi, pengusaha lari. Terlalu rendah, buruh menjerit. Tapi kenyataannya, banyak pabrik pindah dan berdiri di sini.
Selain itu, bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Mei lalu, Pemprov Jateng juga meluncurkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, di antaranya subsidi transportasi Trans Jateng sebesar Rp1.000 per orang, dan penyediaan fasilitas daycare.
Daya tarik Jawa Tengah bagi investor juga tercermin dari capaian realisasi investasi yang signifikan. Pada Triwulan I 2025, total investasi yang masuk ke Jateng mencapai Rp21,85 triliun, atau 27,89 persen dari target tahunan. Investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp14,08 triliun (64 persen) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp7,77 triliun (36 persen). Nilai investasi itu mampu serta menyerap 96.630 tenaga kerja.
Lima sektor utama penyumbang investasi terbesar, antara lain industri tekstil, industri alas kaki, industri karet dan plastik, industri makanan, serta sektor perumahan dan kawasan industri.