Semburan Lumpur Panas di Mandailing Natal, Jatam: Jangan Tunggu Korban Jatuh Lagi

15 hours ago 11

TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) segera melakukan upaya darurat untuk menyelamatkan warga di Mandailing Natal, Sumatera Utara, terkait kemunculan semburan lumpur panas. Upaya darurat itu perlu karena semburan yang meluas, dan tak hanya lumpur panas tapi juga semburan gas beracun.

"Keselamatan warga yang utama," kata Kepala Divisi Simpul dan Jaringan Jatam Imam Shofwan saat dihubungi pada hari ini, Sabtu 3 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan Jatam berbeda dari keterangan BNPB pada 30 April lalu bahwa semburan lumpur panas itu tidak mengandung gas beracun H2S atau hidrogen sulfida. Menurut Imam, semburan lumpur bisa disertai bau gas menyengat seperti yang pernah terjadi 24 April 2022. Saat itu, disebutkan,  sebanyak 21 warga terpapar dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Mundur lebih jauh, Imam memaparkan berdasarkan keterangan warga setempat bahwa proses munculnya semburan lumpur panas diawali oleh rekahan-rekahan kecil di permukaan tanah yang mengeluarkan asap pada 2021, atau empat tahun setelah pengeboran panas bumi dilakukan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). "Meski warga telah berulang kali melaporkan kemunculan rekahan tersebut kepada perusahaan, laporan-laporan itu tampak diabaikan," katanya.

Seiring waktu, rekahan-rekahan itu membentuk kawah disertai bertambahnya jumlah titik kawah baru. Pada 30 April lalu, BNPB melaporkan adanya 15 titik kawah tersebut. Seluruhnya tersebar di lima area yang berada di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan.

Menurut Imam, semburan lumpur panas itu berserakan di lahan-lahan garapan warga. Berdasarkan citra satelit, lokasi semburan lumpur panas berjarak sekitar 900 meter dari wellpad E PT Sorik Marapi dan sekitar 317 meter dari permukiman warga di Desa Roburan Dolok, yang dihuni oleh 1.931 jiwa. 

Titik-titik baru semburan lumpur ini rata-rata juga hanya berjarak sekitar 700 meter dari Puskesmas setempat. Sementara itu, jarak dari wellpad E ke permukiman warga hanya sekitar 480 meter. Sebagai informasi tambahan, PT Sorik menguasai wilayah kerja panas bumi seluas 62.900 hektare, mencakup 138 desa di 10 kecamatan di Mandailing Natal.

Imam menyayangkan BNPB belum mengetahui penyebab semburan lumpur panas yang bisa disertai bau gas menyengat tersebut dan menyatakan perlu penyelidikan. Juga atas pernyataan senada dari Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.

Menurut Imam, Bobby mesti belajar bahwa bencana lumpur di tambang geothermal bukan kali ini saja terjadi. Ia menyebutkan di Dieng, Jawa Tengah; Lahendong di Tomohon; hingga di Ulumbu, Mataloko, dan Sokoria di Pulau Flores sebelumnya juga pernah terjadi. Karenanya, Jatam mendesak Bobby memastikan keselamatan warga Mandailing Natal dan menuntut pertanggungjawaban PT Sorik. "Jangan tunggu korban jatuh lagi," kata Imam.

Dalam catatan Jatam, warga menjadi korban bukan hanya dari semburan lumpur panas yang bermunculan. Tapi juga kebocoran gas H2S dari lokasi proyek. Kebocoran itu cukup kerap karena dicatat terjadi sekali pada 2021, tiga kali pada 2022, dan masing-masing sekali pada 2023 dan 2024 lalu. Itu belum termasuk ledakan dan kebakaran pada 14 Mei 2021.

Setiap kejadian gas bocor disertai puluhan, bahkan lebih dari seratus, warga harus dilarikan ke rumah sakit karena gejala seperti pusing, mual atau muntah, dan bahkan pingsan. Dari kejadian 25 Januari 2021, lima orang yang tiga di antaranya anak-anak meninggal.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |