(Beritadaerah – Nasional) Senduro, adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang kini bersiap tampil sebagai destinasi wisata unggulan nasional.
Suasana Senduro yang berada di kaki Gunung Semeru, diselimuti embun tiap pagi. Nampak embun membalut hamparan kebun sayur dan stroberi.
Dulu, Senduro dikenal sebagai persinggahan para pendaki menuju Mahameru. Kini, desa-desa di kawasan ini menjadi tujuan wisata yang menawarkan keindahan alam, jalur trekking di bawah rindang pepohonan, dan udara pegunungan yang segar.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menegaskan bahwa potensi wisata Senduro sangat besar dan tersebar di hampir seluruh wilayah desa.
Salah satu desa di Senduro, yaitu Desa Burno, menghasilkan susu kambing sebagai produk unggulan. Selain dikonsumsi segar, susu ini juga diolah menjadi yoghurt dan keju artisan yang mulai dipasarkan ke kota-kota besar.
Sementara itu, Desa Kandangtepus menghadirkan pengalaman agrowisata, di mana pengunjung bisa memetik stroberi langsung dari kebun dan menikmati kopi khas lereng Semeru yang kaya cita rasa tanah vulkanik.
Budaya lokal juga tetap terjaga dari mulai tarian rakyat, musik tradisional, dan kerajinan tangan dari bambu masih lestari.
Senduro menerapkan konsep wisata berbasis komunitas. Warga secara langsung terlibat dalam mengelola paket wisata, menjadi pemandu, hingga merawat jalur trekking. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan, karena manfaat ekonomi berputar di dalam desa.
Transformasi ini mencerminkan tren nasional. Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat jumlah desa wisata di Indonesia melonjak dari 1.200 pada 2021 menjadi lebih dari 3.000 pada 2024. Sebagian besar, termasuk Senduro, mengandalkan ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, dan fesyen sebagai nilai tambah.
Pemerintah daerah mengambil peran sebagai fasilitator. Program pelatihan pemasaran digital, sertifikasi pemandu wisata, hingga festival budaya rutin digelar untuk memperkuat kapasitas masyarakat.
“Yang luar biasa di Senduro bukan hanya alamnya, tapi semangat masyarakatnya,” puji Bupati Indah Amperawati.
Kolaborasi antarwarga pun kian kuat. Pemuda desa membangun jalur wisata sepeda yang melintasi kebun dan air terjun. Ibu-ibu PKK mengolah stroberi menjadi keripik dan memproduksi kopi dalam kemasan untuk oleh-oleh.
Senduro juga tengah mempersiapkan diri untuk masuk dalam kalender event nasional. Festival kopi, lomba masak kuliner desa, dan pertunjukan budaya dengan latar Gunung Semeru menjadi bagian dari agenda besar tahun mendatang.
“Senduro kini menjadi bukti bahwa desa tidak hanya menjadi penonton pembangunan, tetapi juga pelaku utama. Keberhasilannya menunjukkan bahwa dari lereng gunung, ekonomi dapat tumbuh, budaya tetap hidup, dan masyarakat berdaya,” kata Indah.