Serba-Serbi Insiden Ledakan Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa di Garut

6 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah ledakan terjadi ketika Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD sedang memusnahkan amunisi kedaluwarsa di kawasan pantai Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin, 12 Mei 2025 sekitar pukul 09.30 WIB. Insiden tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal, yang terdiri atas empat prajurit TNI AD dan sembilan warga sipil.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi membenarkan adanya insiden tragis tersebut. Kristomei mengatakan TNI saat ini berkonsentrasi menyelidiki penyebab ledakan itu. “Ke depan kami akan detilkan apa penyebab di balik ledakan tersebut,” kata Kristomei sebagaimana dikutip dari siaran langsung wawancara TV di Jakarta, Senin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun ledakan terjadi saat beberapa petugas dari TNI AD hendak memusnahkan amunisi tidak layak pakai atau kedaluwarsa di sebidang lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut. Lahan ini memang biasa menjadi tempat pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI AD. “Lahan peledakan milik BKSDA Garut yang sudah rutin digunakan untuk pemusnahan amunisi yang sudah expired (kedaluwarsa) tadi,” kata Kristomei.

Lebih lanjut, berikut informasi selengkapnya mengenai kasus ledakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut.


Kronologi Kejadian

Kepada Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan kronologi ledakan yang disebabkan meledaknya detonator dalam peristiwa pemusnahan amunisi di Garut itu. Wahyu mengatakan, semua berawal dari digelarnya kegiatan pemusnahan amunisi yang dilakukan Jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

"Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," kata Wahyu dalam keterangan pers yang dikutip Antara.

Setelah itu, personel membuat dua lubang sumur untuk amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan. Setelah lubang tersebut dibuat kemudian dimasukkan amunisi yang akan dimusnahkan, lubang tersebut lalu diledakkan oleh personel TNI AD menggunakan detonator. "Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," kata Wahyu.

Setelah itu, personel mengisi satu lubang yang telah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur. Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang, menurut Wahyu, untuk dimusnahkan dengan cara yang sama dengan pemusnahan amunisi sebelumnya. "Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," kata Wahyu.


Lokasi Ledakan Diklaim Jauh dari Pemukiman

Wahyu juga memastikan lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa (afkir) tersebut jauh dari pemukiman warga. Lokasi tersebut merupakan lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang rutin digunakan untuk penghancuran bahan peledak oleh militer.

“Lahan penghancuran amunisi afkir tersebut adalah lahan milik BKSDA Kabupaten Garut yang sudah rutin digunakan untuk memusnahkan amunisi afkir dan lokasinya jauh dari pemukiman warga,” kata Wahyu dalam keterangan resmi pada Senin.

Camat Cibalong Dianavia Faizal juga menyebutkan pantai lokasi ledakan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong merupakan kawasan yang steril dan jauh dari pemukiman warga. Bahkan, daerah itu dijaga ketat ketika TNI sedang melaksanakan pemusnahan amunisi.

"Untuk lokasi jauh dari permukiman, karena dekat ke laut," kata Dianavia Faizal saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Senin. Ia mengatakan setiap ada kegiatan peledakan amunisi, seringkali dari pihak TNI memberitahukan kepada kecamatan, yang kemudian menyosialisasikan kepada warga sekitar. 

Kegiatan peledakan itu, kata dia, sudah rutin dilaksanakan dan masyarakat juga sudah terbiasa dengan adanya suara ledakan di daerah itu. "Kegiatan menjadi agenda rutin tahunan, dan selalu bersurat kepada saya (kecamatan) untuk izin," katanya.


TNI AD Investigasi Penyebab Ledakan

Pihak TNI saat ini tengah melakukan investigasi internal dan berkoordinasi dengan aparat terkait, termasuk kepolisian dan BKSDA, guna mengamankan lokasi dan menelusuri penyebab pasti ledakan. “Penyelidikan menyeluruh akan kami lakukan untuk memastikan tidak terulangnya insiden serupa,” kata Kadispenad Wahyu Yudhayana.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Hendra Rochmawan membenarkan kejadian tersebut. Kapolres Garut telah menuju lokasi dan koordinasi dengan pihak TNI masih berlangsung. “Benar, telah terjadi musibah di lokasi pemusnahan. Informasi awal menyebutkan 11 orang meninggal dunia, termasuk dua perwira TNI,” kata saat dikonfirmasi, Senin, 12 Mei 2025.


Korban Tewas Diduga Bantu Proses Pemusnahan Amunisi

Warga Cibalong, Aom, 46 tahun, mengatakan kepada Tempo bahwa korban sipil yang tewas di lokasi pemusnahan amunisi diduga turut membantu tugas tim peledakan. Menurut Aom, warga sipil ini biasanya membantu untuk menyusun amunisi yang tidak terpakai atau kadaluarsa untuk diledakkan Kegiatan peledakan ini biasanya dilakukan oleh TNI sebanyak 3-4 kali dalam setahun. 

"Hari ini saya tidak ke lokasi peledakan karena ada keperluan," ujar Aom. Ia mengaku sebelumnya tidak pernah terjadi insiden ledakan hingga menimbulkan korban jiwa. Alasannya karena selama proses pemusnahan dilakukan penjagaan ketat oleh personil TNI.


Warga Diduga Mengambil Sisa Amunisi

Aom berujar, selain membantu petugas, warga pun biasanya mengambil sisa bahan amunisi. Barang yang diburu warga itu di antaranya besi dan kuningan untuk dijual ke pengepul barang bekas. "Kebanyakan yang dikumpulkan itu besi," ucap Aom.

Camat Cibalong, Dianavia Faizal, menduga kematian warganya itu karena hendak memburu sisa selongsong amunisi yang dimusnahkan. Namun peristiwa nahas ledakan menimpa warga. "Diduga warga memanfaatkan momen untuk memburu selongsong untuk dijual. Tapi kejadian detailnya seperti apa saya tidak tahu," ujarnya. 

Faizal mengaku, kegiatan peledakan ini telah diberitahukan TNI ke pemerintah kecamatan seminggu sebelumnya. Tujuannya agar disampaikan ke warga untuk tidak mendekati lokasi peledakan.


Daftar Korban Meninggal

Dari 13 korban tewas, empat di antaranya adalah prajurit aktif TNI AD dari Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan. Sementara sembilan korban lainnya merupakan warga sipil dari sekitar lokasi. Adapun daftar korban tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepala Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl (Korps Peralatan) Antonius Hermawan

2. Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gupusmu III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda

3. Anggota Gupusmu III Pusat Peralatan TNI AD Kopral Dua Eri Priambodo

4. Anggota Gupusmu III Pusat Peralatan TNI AD Prajurit Satu Aprio

5. Agus Bin Kasmin, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong.

6. Ipan Bin Obar, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong.

7. Anwar Bin Inon, Alamat Kampung Cidahon, Kecamatan Pameungpeuk.

8. Endang, Alamat Singajaya.

9. Yus Ibing Bin Inon, Alamat Kampung Cidahon, Kecamatan Pameungpeuk.

10. Iyus Rijal, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong.

11. Toto, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong.

12. Dadang, Alamat Kampung Sakambangan, Kecamatan Cibalong.

13. Rustiawan, Alamat Kampung Cimerak, Kecamatan Cibalong.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut seluruh korban jiwa yang meninggal di tempat telah dievakuasi dari lokasi ledakan menuju RSUD Pameungpeuk untuk autopsi dan pemulasaraan jenazah. “Kami terus berkoordinasi dengan aparat terkait di tempat untuk mengamankan lokasi peledakan, dan meng-clear-kan lokasi tersebut karena kami khawatir masih ada ledakan-ledakan lainnya,” kata dia.


Yudono Yanuar, Dani Aswara, Dian Rahma Fika, Sigit Zulmunir, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |