Serius Garap Irigasi Bawah Tanah, Pemkab Gunungkidul Siapkan Anggarap Rp 41,4 M

3 hours ago 7
ilustrasi krisis air bersih saat musi kemaruIlustrasi kemarau | Pixabay

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM — Jaringan irigasi bawah tanah di Gunungkidul tampaknya mau digarap lebih serius oleh Pemkab setempat. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak untuk melaksanakan pembangunan irigasi air tanah dengan total anggaran mencapai Rp41,4 miliar.

Kepala DPUPRKP Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto, menjelaskan proyek tersebut meliputi pembangunan 20 titik sumur bor baru senilai Rp36 miliar, serta rehabilitasi 15 jaringan irigasi dengan anggaran Rp5,4 miliar. Lokasi pembangunan tersebar di 11 kapanewon, di antaranya Karangmojo, Paliyan, Playen, Nglipar, Girisubo, Ponjong, Semanu hingga Wonosari.

“Kalurahan penerima manfaat program ini antara lain Gedangrejo, Pampang, Logandeng, Katongan, Karangawen, Songbanyu, Wiladeg, Grogol, Bleberan, Sidorejo, hingga Wunung,” terang Rakhmadian, Rabu (1/10/2025).

Ia menambahkan, selain memperluas cakupan layanan irigasi, pembangunan ini juga diarahkan untuk mengurangi ketergantungan petani pada air hujan. Dengan begitu, pola tanam bisa lebih stabil dan produktivitas pertanian tetap terjaga meski musim kemarau berlangsung panjang.

“Harapannya, jaringan irigasi air tanah ini bisa memberi ruang bagi petani untuk mengolah lahan sepanjang tahun, tidak hanya saat musim hujan. Kalau irigasi ini berjalan efektif, ketahanan pangan daerah bisa semakin kuat,” ujarnya.

Rakhmadian juga menekankan pentingnya keterlibatan kelompok tani dan pemerintah kalurahan dalam menjaga fasilitas irigasi yang sudah dibangun. “Tanpa sinergi, manfaatnya tidak akan maksimal. Maka perlu ada kepedulian bersama agar jaringan yang ada bisa bertahan lama,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyebut bahwa bantuan dana irigasi dan air bersih dari pemerintah pusat merupakan hasil perjuangan panjang. Ia juga menyampaikan bahwa daerahnya mendapat tambahan bantuan berupa 26 unit traktor dari Kementerian Pertanian.

“Bantuan ini tidak turun tiba-tiba, melainkan hasil komunikasi intensif dengan pemerintah pusat. Kita harus bersyukur dan menjaga hasil pembangunan agar memberi manfaat luas bagi petani,” kata Endah.

Endah menegaskan, program pembangunan dan rehabilitasi irigasi ini bukan hanya soal ketersediaan air, tetapi juga menyangkut kesejahteraan petani. “Tujuan akhirnya adalah meningkatkan produktivitas pertanian, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus memastikan ketersediaan air di wilayah rawan kekeringan. Mari kita kawal bersama agar hasilnya optimal,” pungkasnya. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |