Singapura Jadi Pemasok BBM Terbesar ke Indonesia 2017-2022

4 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah berencana menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura. Ia menyoroti bahwa lebih dari separuh atau sekitar 54 persen total impor BBM Indonesia berasal dari negara tersebut.

"Singapura bukan produsen minyak, tapi kita malah membeli dari sana," kata Bahlil dalam diskusi bertema Arah Kebijakan Geostrategi dan Geopolitik Indonesia yang diselenggarakan DPP Partai Golkar di Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahlil juga mengungkapkan bahwa sekitar 34 persen BBM yang diproduksi Singapura dipasarkan ke Indonesia, meskipun negara itu tidak memiliki cadangan minyak signifikan. Ia menilai situasi tersebut sebagai kelemahan strategi energi nasional. "Harga BBM dari Singapura setara dengan harga dari Timur Tengah. Ini bukan hal yang patut dibanggakan. Karena itu, saya putuskan bahwa dalam enam bulan ke depan, Indonesia harus menghentikan impor BBM dari Singapura,” ujarnya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, dalam kurun waktu 2017 hingga 2022, Singapura menjadi negara pemasok utama BBM ke Indonesia. Volume impor dari negara tersebut mencapai puncaknya pada tahun 2018 dengan total 17.850,8 ribu ton. Setelah itu, volume impor mengalami penurunan, terutama pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020, dengan angka hanya sebesar 10.466,5 ribu ton.

Meski tren cenderung menurun dibanding awal periode, angka impor dari Singapura pada 2022 tetap berada di kisaran tinggi, yaitu sebesar 10.946,7 ribu ton. Data ini menunjukkan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap pasokan BBM dari Singapura masih sangat tinggi, sekaligus mencerminkan dominasi Singapura sebagai hub perdagangan energi di kawasan Asia Tenggara. 

BPS belum menyediakan data impor BBM berdasarkan negara asal untuk tahun 2023 hingga 2025. Untuk kondisi impor BBM pada 2023, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pernah mengungkapkan ketimpangan besar antara produksi dan impor minyak Indonesia sepanjang 2023. Dia menyebut produksi minyak nasional hanya mencapai 221 juta barel, sementara impor mencapai 297 juta barel, terdiri dari 129 juta barel minyak mentah dan 168 juta barel BBM.

Dengan angka tersebut, konsumsi BBM nasional tahun 2022 tercatat sekitar 505 juta barel. Rinciannya: sektor transportasi menyerap 248 juta barel (49 persen), industri 171 juta barel (34 persen), ketenagalistrikan 38,5 juta barel (8 persen), dan aviasi 28,5 juta barel (6 persen). “Akibatnya, impor minyak menyedot devisa negara hingga Rp 396 triliun,” kata Bahlil dikutip dari keterangan tertulis.

Dia mengatakan untuk menekan impor, pemerintah menyiapkan tiga strategi utama. Pertama, optimalisasi produksi melalui teknologi, seperti di ladang Banyu Urip yang awalnya hanya menghasilkan 90–100 ribu barel per hari (BOPD), tapi meningkat menjadi 140–160 ribu BOPD berkat teknologi ExxonMobil.

Strategi kedua adalah reaktivasi sumur-sumur idle. Dari 44.985 sumur di Indonesia, ada 16.990 sumur yang tidak aktif. Namun tidak semuanya layak diaktifkan kembali karena kendala teknis, keekonomian, atau faktor keselamatan.

Ketiga, pemerintah akan mendorong eksplorasi migas di kawasan timur Indonesia, yang dinilai menyimpan potensi cadangan baru. Bahlil mengatakan wilayah yang jadi fokus antara lain Seram, Buton, Laut Aru-Arafura, Warim, dan Timor. “Pemerintah akan mempercepat pengembangan blok-blok ini dengan skema kerja sama dan insentif yang menarik,” ujarnya.

Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |