REPUBLIKA.CO.ID-TAKENGON-Takengon hingga kini masih terisolasi akibat banjir bandang dan longsor yang memutus akses darat utama. Sejumlah ruas jalan tertimbun material, badan jalan ambles, dan jembatan rusak, membuat distribusi logistik, bahan pangan, serta layanan kesehatan tersendat parah.
Koordinator Health Emergency Operation Center (HEOC) Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hilda Chandra, MKM, menegaskan bahwa pembukaan jalur darat menjadi kunci agar suplai logistik kesehatan kembali berjalan normal.
“Kita berharap pemerintah segera membuka akses utama maupun alternatif. Selama akses masih terputus, distribusi logistik kesehatan hanya mengandalkan udara,” ujar dr. Hilda.
Ia juga menjelaskan bahwa Takengon masih termasuk wilayah yang terisolasi dari jalur darat.
“Wilayah tengah Aceh seperti Bener Meriah, Gayo Lues, dan Takengon masih terisolasi sehingga kebutuhan medis yang mendesak dikirim via udara,” terangnya.
Namun, pengiriman lewat udara dinilai tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh karena kapasitas yang terbatas.
Di lapangan, dampak keterisolasian mulai mengarah pada krisis pangan. Sejumlah warga terpaksa menempuh perjalanan ekstrem untuk mendapatkan beras dan kebutuhan pokok.
Roni (43), warga Takengon, mengaku keluarganya sempat tidak bisa memasak karena persediaan makanan habis.
“Sebelumnya kami satu hari sudah tidak masak di rumah, tidak ada apapun lagi. Akhirnya terpaksa nekat pergi belanja ke Lhokseumawe,” kata Roni.
Ia membawa pulang beras, gas, BBM, dan bahan pokok lain setelah menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki dan berganti kendaraan.
“Yang dibeli beras lima sak, total 25 kilo. Terus gas melon satu tabung, Indomie satu dus, minyak goreng tiga liter, kecap tiga botol, minyak pertalite 10 liter,” ujarnya.
Roni menegaskan, tanpa langkah tersebut, keluarganya terancam tidak bisa makan.
“Kalau cuma harap bantuan dari pemerintah tidak bisa, tidak makan anak kami di rumah,” tegasnya.
Kondisi ini mempertegas bahwa perbaikan akses jalan menuju Takengon bersifat sangat mendesak.
Tanpa jalur darat yang terbuka, suplai pangan, BBM, dan obat-obatan akan terus tersendat, sementara ketergantungan pada jalur udara tidak mampu menopang kebutuhan harian ribuan warga.
Perbaikan jalan kini bukan hanya soal pemulihan infrastruktur, tetapi menyangkut langsung keselamatan, ketahanan pangan, dan keberlangsungan hidup masyarakat Takengon.

13 hours ago
18
















































