(Beritadaerah-Jakarta) Pemerintah terus memperkuat upaya pengentasan kemiskinan melalui pendekatan yang lebih terarah dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Meski angka kemiskinan nasional telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, tantangan besar masih menghadang, terutama dalam hal kesenjangan ekonomi dan akses terhadap layanan dasar.
Dalam sebuah forum diskusi publik bertema *”Gaspol! Sukseskan Program Presiden Prabowo”*, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, memaparkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah merumuskan tiga program utama yang menjadi bagian dari strategi terpadu pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Tiga langkah tersebut disebut sebagai “Trisula Pengentasan Kemiskinan”.
Adita menjelaskan bahwa upaya pertama diarahkan pada perluasan akses pendidikan bagi kelompok masyarakat miskin ekstrem, melalui inisiatif *Sekolah Rakyat*. Program ini dirancang untuk memberikan ruang belajar yang layak bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, agar mereka mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan formal.
Langkah kedua menitikberatkan pada aspek kesehatan, melalui pelaksanaan program *Cek Kesehatan Gratis (CKG)* yang kini difokuskan pada siswa tingkat SD hingga SMA. Program ini memperluas layanan deteksi dini yang sebelumnya sudah berjalan, dengan harapan kondisi kesehatan anak dapat dipantau sejak dini. Adita menggambarkan pentingnya kesehatan sebagai fondasi dasar bagi keberhasilan pendidikan anak, mengibaratkannya seperti tanah subur yang memungkinkan benih apa pun untuk tumbuh dengan baik.
Adapun langkah ketiga mengarah pada pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat akar rumput. Melalui pengembangan badan usaha berbasis desa seperti *Koperasi Desa Merah Putih*, program ini bertujuan membuka peluang ekonomi dan meningkatkan kemandirian warga di bidang pangan, kesehatan, dan kesejahteraan secara menyeluruh. Setiap desa didorong untuk memiliki wadah usaha kolektif yang mampu menggerakkan roda ekonomi dari dalam komunitas itu sendiri.
Adita menegaskan bahwa ketiga program tersebut dirancang saling terhubung dan memperkuat satu sama lain. Dengan kombinasi kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi lokal, pemerintah menargetkan tercapainya kondisi *zero poverty* di masa mendatang.
“Pendekatan ini tidak hanya bersifat karitatif, tapi juga membangun pondasi jangka panjang bagi ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat,” jelas Adita.
Langkah-langkah tersebut kini menjadi prioritas nasional, dan pelaksanaannya memerlukan sinergi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas lokal. Pemerintah berharap, melalui trisula ini, pengentasan kemiskinan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dan merata.