Update Ponpes Ambruk: Fase Golden Time Lewat, 59 Diduga Masih Terjebak

4 hours ago 6
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Proses evakuasi para korban yang terjebak dalam gedung Pondok Pesantren Al Khozyni, Buduran, Sidoarjo masih terus dilakukan hingga Jumat (3/10).

Berikut CNNIndonesia.com rangkum perkembangan terbaru mengenai proses pencarian para korban:

Tak ada tanda kehidupan, alat berat dikerahkan

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengatakan proses evakuasi korban mulai dilakukan dengan bantuan alat berat pada Kamis (2/10) siang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ini ditempuh setelah petugas memastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di antara korban yang masih terjebak. Ia menyebut keluarga korban juga sudah diberi penjelasan dan menyetujui penggunaan alat berat.

"Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan. Itu sudah dijelaskan kepada keluarga dan oleh karena itu keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat," ujarnya dalam konferensi pers di Posko SAR Gabungan.

Fase golden time berakhir

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit selaku On Scene Commander (OSC) mengatakan fase golden time atau fase kritis korban juga telah berakhir pada Kamis (2/10) pukul 16.00 WIB atau 72 jam sejak kejadian.

"Golden time sampai dengan hari ini, pukul 16.00 WIB. 72 jam dari hari Senin (29/9)," ujarnya kepada wartawan di Posko SAR Gabungan.

Di samping itu, selama tiga hari operasi pencarian, hingga Rabu (1/10) malam, terdapat 108 orang korban telah dievakuasi. Dari jumlah itu, lima di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

59 orang diduga terjebak di reruntuhan

Kepala BNPB Letjen Suharyanto menyebut sebanyak 59 orang masih hilang dan diduga terjebak di reruntuhan gedung. Meski begitu, ia mengatakan data tersebut masih bersifat sementara.

"Sekarang yang masih hilang, yang ada datanya, yang ada fotonya itu sementara terdata 59 orang. Di mana itu? Kita tidak tahu," jelasnya.

Ia mengaku belum bisa memastikan keberadaan para santri yang masih hilang tersebut. Suharyanto berharap 59 orang itu tidak terjebak di reruntuhan.

"Kita sampaikan pada keluarga bahwa mudah-mudahan 59 itu tidak ada di situ. tidak ada di reruntuhan," ujarnya.

Pidana diusut usai evakuasi tuntas

Dalam kesempatan yang sama, Suharyanto menyebut proses pengusutan dugaan pidana di kasus ambruknya gedung akan dilakukan pihak kepolisian setelah seluruh proses evakuasi korban tuntas.

"Ini memang domainnya dari kepolisian ya, tapi saya dapat dapat informasi tentu saja setiap kejadian ya [diusut], apalagi sampai menimbulkan korban jiwa itu sudah otomatis," jelasnya.

Suharyanto mengakui ada sejumlah pihak yang sudah dimintai keterangan oleh kepolisian, mulai dari keluarga korban dan santri Ponpes Al Khozyni.

"Memang ada beberapa kemarin upaya sudah memanggil orang tua, santri, kemudian mungkin pihak pesantren di Polda, di Polres, itu yang informasi. Walaupun secara koordinasi karena itu memang wewenang aparat penegak hukum, ya kita sampaikan mungkin agak ditahan dulu sampai dengan kegiatan evakuasi ini selesai," ujarnya.

"Tapi artinya tetap semuanya ada konsekuensi hukum karena kita tinggal di negara hukum," tambahnya.

(tfq/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |