Ya Allah, Pria Asal Baturetno Wonogiri Ditemukan Gantung Diri di Rumah Kosong Dusun Siraman Gambiranom

Petugas melakukan olah TKP kasus gantung diri di Siraman Gambiranom Baturetno Wonogiri. Dok. Polres Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Berita ini bukan tutorial atau ajakan. Jika Anda, keluarga, teman, atau orang terdekat mengalami depresi, stres berat, atau gangguan sejenis, segera hubungi psikiater, psikolog, layanan kesehatan terdekat, atau saluran darurat yang tersedia. Bantuan profesional sangat penting untuk keselamatan.

Warga Dusun Siraman,Desa Gambiranom, Kecamatan Baturetno Wonogiri, digemparkan dengan peristiwa tragis pada Sabtu (27/9/2025) pagi. Seorang pria berinisial BGS (28), karyawan swasta asal Desa Belikurip Kecamatan Baturetno Wonogiri, ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di sebuah rumah kosong milik warga setempat.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Kejadian bermula saat istri korban yang sedang bekerja di sebuah konter tiba-tiba merasa cemas dan mencoba menghubungi anaknya untuk menanyakan keberadaan sang suami. Anak korban menjawab bahwa ayahnya sedang berada di kamar mandi. Namun setelah dicek, korban tidak ditemukan di sana.

Istri korban kemudian pulang dan bersama kerabat mencari keberadaan BGS. Saat pencarian dilakukan, salah satu saksi kaget mendapati korban sudah tergantung di rumah kosong samping rumah mertua. Warga yang panik segera berusaha menolong dengan memotong tali dan melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib.

Polisi Pastikan Tidak Ada Tanda Penganiayaan

Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo melalui Kasihumas AKP Anom Prabowo menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, kecuali bekas jeratan tali di leher.

“Korban meninggal murni akibat gantung diri,” tegasnya.

Jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Dari keterangan yang dihimpun, korban diduga nekat mengakhiri hidupnya karena tekanan masalah ekonomi.

Pihak keluarga menyatakan menerima peristiwa ini sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi, dengan membuat surat pernyataan resmi kepada kepolisian. Aris Arianto