TEMPO.CO, Jakarta - Observatorium Nasional Timau di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah siap 99 persen. Observatorium yang telah dibangun sejak 2021 ini bakal menjadi obervatorium terbesar di Asia Tenggara.
“Sudah hampir siap, sudah 99 persen,” kata Kepala Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Emanuel Sungging Mumpuni kepada Tempo, Rabu malam, 30 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sungging meminta untuk menunggu penjelasan lebih detail tentang operasional Obervatorium Nasional tersebut. Ia hanya menambahkan harapannya peresmian dapat dilakukan pada tahun ini juga.
Terpisah, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan Observatorium Nasional Timau sedang dalam tahap penyelesaian teleskop 3,8 meter. “Ditargetkan pemasangan selesai Mei 2025, kemudian dilakukan pengujian-pengujian,” ujarnya ketika dihubungi terpisah.
Menurut Thomas, teleskop dengan diameter cermin utama 3,8 meter itu digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Teleskop Timau akan masuk daftar 12 teleskop optik terbesar di dunia.
“Kalau semuanya lancar, kami berharap uji pengamatan bisa dimulai Juni 2025,” ujar orang terakhir yang memimpin Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sebelum lembaga itu lebur ke dalam BRIN.
Thomas mengungkapkan, satu persen pembangunan yang tersisa adalah finalisasi pemasangan cermin dan kamera, serta pengujian-pengujian tersebut. "Bila sesuai jadwal, program pengamatan ditargetkan berjalan pada semester depan, yakni sekitar Juli hingga September 2025," tuturnya menambahkan.
Observatorium Nasional Timau. Dok. Stasiun Observatorium Nasional Kupang BRIN
Teleskop ini nantinya akan digunakan untuk berbagai program pengamatan astronomi, antara lain supernova, planet di luar tata surya (eksoplanet), objek galaksi, galaksi luar, hingga benda-benda langit dalam tata surya. Selain itu, Observatoriu Timau juga akan mendukung program pendidikan melalui Degree by Research untuk jenjang S2 dan S3.
"Program tersebut merupakan kolaborasi riset yang bertujuan mempercepat pengembangan sumber daya manusia di bidang astronomi di Indonesia," katanya.
Keunikan Teleskop Timau
Dalam penjelasannya yang dikutip dari artikel pemberitaan BRIN, peneliti yang juga Koordinator Observatorium Nasional Timau Abdul Rachman menyebut Teleskop Timau jauh di atas teleskop terbesar yang saat ini ada di Asia Tenggara yaitu yang dimiliki oleh Thailand. Negeri Gajah Putih ini memiliki ukuran teleskop 2,4 meter. Sebagai pembanding pula, teleskop di Observatorium Bosscha, Bandung, memiliki ukuran diameter 0,6 meter.
Teleskop Timau dipasang di observatorium yang dibangun di ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut di Kupang, NTT. Daerah ini disebut Abdul Rachman memiliki jumlah hari dengan langit cerah dalam setahun di atas 65 persen. Angka itu, menurutnya, sulit sekali ditemukan di daerah lain di Indonesia di luar NTT.
Lokasinya yang dekat dengan ekuator juga memungkinkan teleskop itu nanti bisa mengamati bintang-bintang atau objek astronomi lainnya dalam wilayah langit yang luas baik, di belahan langit utara maupun di belahan langit selatan.