Cirebon Kembangkan Sorgum, Alternatif Pengganti Padi

2 hours ago 11

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Bupati Cirebon,  Imron, memastikan Kabupaten Cirebon siap mengembangkan sorgum. Tanaman itu dinilai sebagai komoditas alternatif pangan yang memiliki potensi besar untuk masyarakat. Ia menjelaskan, sorgum memiliki banyak keunggulan. Salah satunya, dengan hanya sekali tanam, sorgum dapat dipanen hingga tiga kali dalam setahun.

“Kalau padi harus dicabut dan ditanam ulang. Sedangkan sorgum cukup dipotong, nanti tumbuh kembali sampai tiga kali panen,” ujar Imron, akhir pekan kemarin.

Imron mengatakan, sorgum juga dapat ditanam di lahan tandus. Karenanya, hal itu menjadi peluang bagi masyarakat pemilik lahan kering untuk memanfaatkannya. Selain itu, harga jual sorgum juga cukup tinggi. Dari percontohan yang sudah ada, harga sorgum bisa mencapai Rp 40 ribu per kilogram, lebih mahal dibandingkan beras.

Imron menambahkan, sorgum pun bermanfaat untuk kesehatan. Karenanya, sorgum dapat menjadi pengganti beras bagi penderita diabetes maupun masyarakat yang menjalani diet. Ia menilai, kehadiran sorgum di Kabupaten Cirebon sekaligus memperkuat ketahanan pangan. Hal itu sebagaimana yang ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada daerah-daerah.

“Daerah-daerah harus bisa melindungi masyarakatnya dari ancaman krisis pangan. Sorgum ini salah satu jawabannya,” kata Imron.

Untuk pengembangan sorgum itu, telah dilakukan penanaman bibit sorgum di lahan milik Pemprov Jawa Barat seluas dua hektare, tepatnya di Satuan Pelayanan UPTD Balai Benih Padi dan Palawija Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. “Mudah-mudahan sorgum bisa semakin berkembang di Cirebon,” kata Imron.

Sementara menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan, pengembangan sorgum merupakan langkah inovatif untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras. “Sorgum ini adalah inovasi pengganti beras yang lebih efektif karena satu kali tanam bisa tiga kali panen, tidak seperti padi yang harus dicabut dan ditanam kembali,” katanya.

Menurut Erwan, sorgum yang dikembangkan PT Dirgantara Indonesia bersama Universitas Pasundan itu tidak hanya ramah terhadap kondisi tanah, tetapi juga lebih hemat biaya tanam. Ia menambahkan, Kementerian Pertanian sudah memberi dukungan penuh dengan menyiapkan lahan 5.000 hektare untuk pengembangan sorgum di berbagai daerah.

“Alhamdulillah sudah mendapat respon positif dari Kementerian Pertanian. Salah satunya di Cirebon ini ada delapan hektare, di Majalengka 20 hektare, di Garut 50 hektare, dan di Kabupaten Sukabumi. Nanti juga akan dikembangkan di Indramayu, Subang, hingga Majalengka,” katanya.

Ia berharap, pemerintah daerah bisa menginventarisasi lahan-lahan tidak produktif agar dimanfaatkan untuk sorgum. Dengan begitu, ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden bisa benar-benar terwujud. “Kita kedepan tidak lagi impor beras, tidak lagi impor palawija. Kita harus mandiri. Dan untuk di Cirebon, dua hektare ini akan dijadikan lahan pembibitan. Tahun depan ditargetkan bisa diperluas menjadi 18 hektare,” katanya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |