Dua Tahun Dibombardir Israel, Begini Data Lengkap Kehancuran di Gaza

3 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Laporan terkini dari Kantor Media Pemerintah di Gaza menunjukkan betapa mengerikannya kehancuran yang disebabkan agresi Israel di Jalur Gaza setelah dua tahun dilancarkan. Hampir tak ada lagi layanan dan bangunan yang tersisa di wilayah tersebut.

Kantor itu mengumumkan dalam sebuah laporan bahwa tingkat kehancuran di wilayah kantong Palestina telah mencapai sekitar 90 persen, dua tahun setelah pendudukan Israel memulai perang genosida terhadap Jalur Gaza.  Kantor tersebut menggambarkan kehancuran tersebut sebagai “genosida berkelanjutan yang menargetkan manusia dan batu-batu.”

Palestine Chronicle melansir, menurut laporan tersebut, perang yang kini memasuki hari ke-730 itu telah menyebabkan lebih dari 2,4 juta warga Palestina mengalami genosida, kelaparan, dan pengungsian paksa. 

Tentara Israel telah menguasai lebih dari 80 persen wilayah Jalur Gaza melalui serangan darat dan pemboman terus menerus, termasuk 136 serangan udara di wilayah Al-Mawasi, yang oleh Israel sendiri ditetapkan sebagai “zona kemanusiaan yang aman.”

Sejak awal perang, Israel telah menjatuhkan lebih dari 200.000 ton bahan peledak di Gaza, menewaskan dan melukai ratusan ribu orang serta menghancurkan infrastruktur di wilayah kantong tersebut.

Tentara Israel menghancurkan seluruh blok pemukiman di kamp Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza, akhir Agustus 2025.

Korban Jiwa

Jumlah total korban syahid dan hilang mencapai 76.639 orang, termasuk 67.139 orang syahid yang tiba di rumah sakit dan 9.500 orang hilang, banyak yang masih terkubur di bawah reruntuhan. Di antara korban jiwa terdapat lebih dari 20.000 anak-anak, 12.500 wanita, dan 22.426 ayah.

Laporan tersebut juga mendokumentasikan pembunuhan 1.670 personel medis, 140 anggota pertahanan sipil, 254 jurnalis, 787 petugas polisi dan pekerja bantuan, serta 894 anggota komunitas olahraga.

Secara total, 39.022 keluarga telah menjadi korban pembantaian, sementara 2.700 keluarga telah musnah seluruhnya—dihapus dari catatan sipil—dan lebih dari 6.000 keluarga hanya menyisakan satu orang yang selamat.

Kantor tersebut melaporkan bahwa 460 warga Palestina, termasuk 154 anak-anak, meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi, 23 orang meninggal karena bantuan yang gagal, dan 17 orang, kebanyakan anak-anak, karena paparan dingin di kamp-kamp pengungsian. Lebih dari 12.000 keguguran tercatat karena kelaparan dan kurangnya layanan kesehatan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |