Dakwah Lewat Bola Basket ala Lulusan Gontor

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah riuh pantulan bola basket di lapangan the Breeze, BSD City dalam ajang Sinar Mas Land Basketball Tournament (SMLBT) 2025 yang digelar pekan lalu, ada pemandangan yang berbeda dalam tim yang tampil pada kategori Kelompok Umur 12 Tahun Putri.

Sebelum laga melawan Warriors, para pemain Exotic Profesor Academy menjalani pemanasan dengan seragam panjang tertutup dan jilbab yang tetap rapi meski mereka berlari dan melompat. Pemandangan itu menjadi simbol komitmen mereka menjaga nilai-nilai Islami, bahkan di dalam lapangan.

Nilai tersebut dijaga ketat oleh sang pendiri, Aris Hakim, alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor angkatan 2004. “Bagi muslimah wajib berjilbab, untuk putra pakai legging. Karena dakwah bisa dilakukan melalui apa saja, termasuk olahraga. Basket ini jadi jalan kami,” ujar Aris saat berbincang dengan Republika.co.id, akhir pekan lalu.

Aris menuturkan, cikal bakal Exotic Profesor Academy bermula dari komunitas kecil di Perumahan Puri Kartika, Ciledug, Tangerang, sekitar tahun 2005.

“Saat itu setiap malam Jumat, para pemain diajak mengikuti kegiatan Yasinan dan membaca Surah Al Kahfi. Kami ingin anak-anak tumbuh dengan kecintaan pada olahraga sekaligus pada agama,” ucapnya.

Pada 2012, ia resmi mendirikan Akademi Basket Exotic dengan visi yang lebih luas. Bukan sekadar mencetak atlet muda, melainkan juga menanamkan disiplin dan akhlak mulia.

Disiplin itu diterapkan tidak hanya di lapangan. Misalnya, para pemain dilarang mengunggah status media sosial di atas pukul 22.00. “Biar anak-anak bisa istirahat tepat waktu, tidak larut dengan gadget. Jadi disiplin di lapangan juga terbentuk di luar lapangan,” kata Aris.

Menariknya, meski berbasis nilai Islam, Exotic Profesor Academy terbuka bagi siapa saja. Beberapa pemain non-Muslim, termasuk dari komunitas Buddha Tzu Chi, ikut berlatih di akademi tersebut.

“Kami menerima siapa saja. Yang penting, ketika bergabung, semua mengikuti aturan. Kalau ada yang merasa keberatan, biasanya mundur sendiri,” jelas Aris.

Kini, Exotic Profesor Academy membina pemain dari kelompok usia KU-8 hingga KU-18. Dari lapangan sederhana itu, Aris terus berdakwah lewat basket, membentuk generasi muda yang sehat, disiplin, berakhlak, dan penuh ukhuwah.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |