Israel Izinkan Masuknya Bantuan Pangan Terbatas ke Gaza

5 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta -Israel mengumumkan akan mengizinkan pasokan makanan dalam jumlah yang sangat terbatas ke Jalur Gaza. Mereka beralasan bahwa tindakan tersebut dimaksudkan untuk mencegah kelaparan di wilayah tersebut.

"Israel akan mengizinkan masuknya sejumlah makanan pokok bagi penduduk untuk mencegah munculnya krisis kelaparan di Jalur Gaza," kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Ahad, dikutip dari Anadolu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Israel juga mengatakan bahwa kelaparan dapat "membahayakan kelanjutan Operasi Gideon's Chariot" yang mengacu pada fase baru serangan darat Israel di Gaza utara dan selatan.

Keputusan tersebut didasarkan pada "rekomendasi dari militer Israel dan karena kebutuhan operasional untuk memungkinkan pertempuran intensif yang diperluas untuk mengalahkan Hamas."

Peorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media Israel KAN bahwa tindakan tersebut bersifat sementara dan diperkirakan akan berlangsung sekitar satu minggu.

Langkah itu dilakukan sambil menunggu pembentukan penuh pusat distribusi bantuan yang sebagian besar di Gaza selatan dan dilaporkan diawasi oleh militer Israel dan dijalankan oleh kontraktor Amerika.

Israel dan Amerika Serikat tengah mempromosikan dua rencana penyaluran bantuan. Langkah tersebut berjalan di tengah pengakuan Israel bahwa tujuan mereka sebenarnya adalah untuk mengurangi jumlah penduduk di Gaza utara dengan mengubah Kota Rafah di selatan menjadi pusat utama bantuan kemanusiaan dan menarik para pencari bantuan ke sana.

Pada Ahad lalu, harian Israel Yedioth Ahronoth, mengutip sumber resmi yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Netanyahu telah memberi tahu anggota kabinet keamanan tentang keputusannya untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Laporan tersebut mengatakan beberapa menteri, termasuk Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir, menentang langkah tersebut dan menuntut pemungutan suara atas keputusan tersebut. Permintaan itu dilaporkan ditolak Netanyahu.

Langkah yang akan datang tersebut bertentangan dengan pernyataan Netanyahu sebelumnya, di mana ia mengklaim bahwa pembebasan tentara AS-Israel Edan Alexander oleh Hamas Senin lalu sebagai bagian dari perjanjian dengan AS adalah tanpa syarat. 

Namun, Hamas mengatakan pembebasan tersebut merupakan bagian dari "kesepakatan" yang lebih luas yang mencakup pengiriman bantuan, seperti yang telah mereka umumkan sebelumnya.

Pada Kamis lalu, Hamas memperingatkan bahwa kegagalan untuk melaksanakan perjanjian dengan AS mengenai masuknya bantuan dan gencatan senjata akan berdampak negatif pada "setiap upaya untuk menyelesaikan negosiasi mengenai proses pertukaran tahanan." 

Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut menekankan komitmennya untuk meringankan penderitaan warga Palestina dengan mengakhiri agresi Israel dan membuka penyeberangan perbatasan untuk bantuan kemanusiaan.

Hamas mengatakan langkah positif untuk membebaskan Alexander merupakan cerminan dari hal ini. 

"Kami berharap, berdasarkan kesepahaman yang dicapai dengan pihak Amerika, dan dengan pengetahuan para mediator, bahwa bantuan kemanusiaan akan segera mulai memasuki Jalur Gaza, seruan akan diserukan untuk gencatan senjata permanen, dan negosiasi komprehensif akan diadakan pada semua isu untuk mencapai keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut, yang merupakan hal yang ingin kami capai," pernyataan tersebut menambahkan. 

Negosiasi tidak langsung saat ini sedang berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, antara Hamas dan Israel, yang bertujuan untuk mengakhiri genosida dan menyelesaikan perjanjian pertukaran tahanan.

Gaza terus menghadapi kondisi kelaparan yang parah, didorong oleh kebijakan kelaparan yang disengaja yang diberlakukan oleh Israel melalui penutupan perbatasan selama berbulan-bulan dan pembatasan bantuan kemanusiaan.

Israel telah menutup semua penyeberangan ke Gaza untuk makanan, bantuan medis, dan kemanusiaan sejak 2 Maret. Menurut laporan pemerintah, hak asasi manusia, dan internasional, kondisi itu memperdalam krisis kemanusiaan yang sudah parah dikawasan itu, 

Adapun Bank Dunia melaporkan bahwa hampir 2,4 juta orang di daerah kantong itu hidup sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan. 

Tentara Israel telah melakukan serangan brutal terhadap Gaza sejak Oktober 2023, menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICC) atas perangnya di kawasan itu.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |