Korban Meninggal Ambruknya Mushala Al-Khoziny Bertambah Jadi 14 Orang, 9 Belum Teridentifikasi

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya musala di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali bertambah. Dalam konferensi pers yang digelar BNPB, Sabtu (4/10/2025), mereka mencatat total korban jiwa yang ditemukan sementara sebanyak 14 orang sejak awal terjadinya tragedi tersebut.

Satu jenazah tambahan ditemukan di sektor A4, tepatnya di sisi kanan depan reruntuhan bangunan, pada Jumat malam. Dari total korban, sembilan jenazah belum teridentifikasi. Ia menyampaikan proses identifikasi mengalami kendala karena mayoritas korban masih berusia anak-anak. Banyak dari mereka belum memiliki KTP ataupun data biometrik seperti sidik jari. Hal ini membuat proses identifikasi menjadi lebih rumit dan memakan waktu lebih lama.

"Jenazah sudah masuk pada saat dilakukan alat berat masuk itu sudah tiga hari, sehingga kita semua tau karena sudah tiga hari tentu saja tanda-tanda pengenalan secara visual itu sudah banyak berubah," Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, Sabtu (4/10/2025).

Proses evakuasi terus dilakukan hingga hari keenam pascakejadian terus dilakukan dengan fokus pencarian di titik-titik yang telah diidentifikasi berpotensi terdapat korban. Suharyanto mengatakan hingga saat ini, data korban hilang yang masih dalam proses pencarian berjumlah sekitar 49 orang.

Suharyanto berharap proses evakuasi dan identifikasi dapat berjalan lebih cepat dengan dukungan penuh dari berbagai pihak.

"Hari ini yang masih kita cari berdasarkan data-data yang ada, yang dinyatakan hilang masih 49 orang. Mudah-mudahan ini bisa cepat," ucapnya.

Lebih jauh, ia mengatakan penggunaan alat berat akan dimasifkan guna mempercepat proses evakuasi di lokasi reruntuhan. Langkah ini diambil setelah beberapa titik potensial keberadaan korban berhasil diidentifikasi oleh tim gabungan dari BNPB, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan.

"Kita fokus pada kebersihan secara masif, alat berat masuk ke titik yang runtuh. Sehingga mudah-mudahan per hari ini akan lebih banyak lagi yang ditemukan," ujarnya.

Penggunaan alat berat sebelumnya memang sempat dibatasi pada awal operasi karena pertimbangan keselamatan serta kebutuhan pencarian manual. Namun, seiring masuknya hari keenam dan semakin padatnya struktur reruntuhan, penggunaan alat berat menjadi solusi untuk mempercepat proses evakuasi.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |