Nuaiman bin Amr: Sahabat Nabi Paling Humoris, Sering Membuat Rasul Tertawa

2 hours ago 5
Ilustrasi, kisah Sahabat Nabi. (Bsmu)Ilustrasi, kisah Sahabat Nabi. (Bsmu)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Membaca kisah-kisah Sahabat Nabi, tak hanya mereguk kenikmatan melahap adab dan ilmu mereka.

Tetapi bisa pula memantik tawa, mengumpulkan buncah kerinduan. Dalam catatan sejarah Islam, tak hanya ada Sahabat yang dikenal gagah di medan perang, tapi juga ada yang terkenal karena sifat humoris dan keceriaannya.

Salah satu sahabat Nabi yang paling sering membuat Rasulullah tertawa adalah Nuaiman bin Ibnu Amr bin Raf’ah Al-Anshari — sahabat dari golongan Kaum Anshar di Madinah.

Menurut Ensiklopedia Sahabat Nabi (2023), Nuaiman dikenal bukan hanya lucu, tapi juga berjiwa sosial tinggi, setia kepada Nabi, dan kerap menghibur orang yang sedang bersedih, termasuk Rasulullah SAW sendiri.

Salah satu kisah paling terkenal adalah ketika Rasulullah tengah bersedih karena kehilangan dua orang yang dicintainya. Melihat hal itu, Nuaiman ingin membuat Nabi tersenyum.

Ia kemudian memesan dua ekor kambing dari seorang pedagang bernama Zaed bin Tsabit dan meminta pedagang itu mengantarkan langsung ke Rasulullah, sambil berkata Rasulullah yang akan membayar.

Ketika kambing-kambing itu sampai, Nabi tersenyum mendengar bahwa itu “hadiah dari Nuaiman”. Namun ketika pedagang menagih uangnya, Rasulullah bertanya:

“Mengapa engkau tidak pulang, wahai Zaed?”

Pedagang menjawab:

“Karena Nuaiman berkata, Tuanlah yang akan membayar.”

Rasulullah tertawa hingga wajahnya berseri-seri. Saat menoleh, beliau melihat Nuaiman sedang mengintip dari balik tembok sambil menahan tawa. Kisah ini menunjukkan cerdasnya canda Nuaiman yang mampu menjadi pelipur lara bagi Rasulullah, tanpa melewati batas sopan santun.

Jawaban Lucu Nuaiman di Alam Kubur

Kisah lain yang diriwayatkan beberapa ahli sejarah juga tak kalah menghibur. Setelah Nuaiman wafat, Rasulullah ikut memakamkannya dan menunggu di sisi kuburnya.

Rasulullah ingin mengetahui bagaimana Nuaiman menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.

Ketika malaikat bertanya,

“Siapa Tuhanmu?”

Nuaiman menjawab:

“Allah adalah Tuhanku.”

Namun ketika ditanya, “Siapa Nabimu?”

Nuaiman menjawab dengan nada bercanda,

“Jangan bicara keras-keras, karena beliau sedang mendengarkan dari atas!”

Rasulullah yang masih berada di dekat kubur tersenyum haru mendengar jawaban itu.

Nu’aiman ‘Menjual’ Temannya: Kisah Klasik yang Bikin Rasulullah Tertawa

Kisah lain yang populer diriwayatkan Ibnu Majah dan Ibnu Sa’ad dalam kitab Thabaqat al-Kubra.

Suatu hari, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq mengajak Nuaiman dan Suwaibith bin Harmalah berdagang ke Syam. Ketika tiba waktu makan, Suwaibith bertugas menjaga perbekalan.

Namun saat Nuaiman lapar dan meminta roti, Suwaibith menolak.

Dengan wajah kesal bercampur geli, Nuaiman berkata, “Baiklah, kalau begitu, tunggulah akibatnya.”

Tak lama, ia pergi ke pasar dan berkata kepada para pedagang, “Aku punya budak kuat yang ingin aku jual. Tapi ingat, dia sering bilang dirinya orang merdeka. Jangan percaya kata-katanya.”

Ketika pembeli datang, Nuaiman menunjuk Suwaibith yang sedang menjaga makanan dan “menjualnya”. Ketika Suwaibith dibawa pergi, ia berteriak bahwa dirinya bukan budak. Namun pembeli mengira itu hanya akal-akalan.

Saat Sayyidina Abu Bakar datang dan mendengar kejadian itu, Nuaiman berkata polos:

“Aku sudah menjualnya, wahai Abu Bakar.”

Sayyidina Abu Bakar akhirnya menebus Suwaibith, lalu kisah ini disampaikan kepada Rasulullah.

Mendengarnya, Rasulullah tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya, dan terus menceritakan kisah lucu itu kepada para Sahabat selama berbulan-bulan.

Keisengan Nu’aiman terhadap Kakek Tunanetra

Kisah lain yang terekam dalam sejarah Islam klasik terjadi ketika Nuaiman mengerjai seorang kakek tunanetra bernama Mahromah.

Suatu hari, kakek itu ingin membalas kelakuan Nuaiman dan pergi ke masjid untuk mencarinya. Ia bertanya kepada beberapa pemuda, “Nak, tunjukkan dimana Nu’aiman berada.”

Namun pemuda iseng itu justru menunjukkan arah ke Khalifah Utsman bin Affan yang sedang ssalat.

Tanpa tahu siapa di depannya, Mahromah mengencingi Sayyidina Utsman sambil berkata,

“Rasakan ini, Nu’aiman!”

Sayyidina Utsman terkejut, tapi kemudian tersenyum dan berkata,

“Ah, Nu’aiman, kamu benar-benar lucu.”

Kisah ini membuat semua Sahabat yang hadir tertawa terbahak-bahak, termasuk Nuaiman sendiri yang kemudian meminta maaf dan menyesali keisengannya.

Kisah seperti ini menjadi cermin bagaimana budaya humor yang sehat di masa Rasulullah, tanpa kebencian dan tetap dalam batas hormat.

Humor yang Menyatukan Hati Para Sahabat

Dari kisah-kisah di atas, tampak jelas bahwa Rasulullah tidak anti terhadap humor selama tidak melanggar adab. Menurut Ustaz Abdul Somad dalam salah satu tausiahnya, Nuaiman menunjukkan senyum dan tawa bagian dari akhlak mulia selama digunakan untuk mempererat persaudaraan.

Bukan untuk menghina atau merendahkan.

Kisah Nuaiman mengajarkan Islam bukan agama yang kaku. Bahkan Rasulullah sendiri sosok yang mudah tersenyum dan menghargai humor yang tulus.

Seperti Sabda beliau dalam hadits riwayat Tirmidzi:

“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”

Nilai Kehidupan di Balik Kelucuan

Walaupun penuh kelucuan, Nuaiman tetaplah seorang mujahid sejati. Ia ikut dalam banyak peperangan seperti Perang Badar dan Uhud, serta mendermakan harta demi perjuangan Islam.

Hal ini tercatat dalam kitab Al-Isti’ab fi Ma’rifat al-Ashab karya Ibnu Abdil Barr, bahwa Nuaiman tetap berakhlak tinggi dan setia kepada Rasulullah hingga akhir hayatnya.

Sahabat Nabi yang Menyebar Tawa dan Kasih Sayang

Kisah hidup Nuaiman bin Amr bin Raf’ah membuktikan humor bagian dari dakwah. Ia menggunakan canda untuk menghibur, bukan menyakiti.

Rasulullah sangat mencintai Sayyidina Nuaiman, bahkan tertawa karena kelucuannya hingga terlihat gigi geraham beliau, sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits-hadits Shahih.

Taufik Hidayat, diolah dengan bantuan AI

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |