Trump Tebang Anggaran NASA, DPR AS Cemaskan Hantaman Asteroid

3 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - DPR AS lewat Komite untuk Luar Angkasa, Sains, dan Teknologi menyuarakan kekhawatiran terhadap rencana pemerintah Presiden Donald Trump memangkas anggaran Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) hingga 24 persen. Pemangkasan bahkan mencapai 47 persen untuk program sains, termasuk pertahanan planet.

DPR mencemaskan proposal anggaran yang dinilai sangat ramping itu bisa melemahkan kemampuan NASA mendeteksi asteroid berbahaya. Trump juga disebutkan mengabaikan peran besar NASA selama ini.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jika diberlakukan, skinny budget proposal pemerintahan Trump berisiko menempatkan NASA di jalur menuju ketidakrelevanan,” kata anggota DPR dari Partai Republik Valerie Foushee (D-North Carolina), dikutip dari laporan Space terbit Jumat, 16 Mei 2025. Itu, dia melanjutkan, sama saja mengancam keamanan ekonomi dan nasional AS. "Menyerahkan kepemimpinan ruang angkasa ke pihak musuh, dan membahayakan posisi kita di dunia.”

Komite DPR AS itu menggelar rapat kerja bersama para ilmuwan tentang apa yang bisa dilakukan NASA jika dideteksi sebuah asteroid berbahaya akan bertabrakan dengan bumi? Topik ini terutama setelah kehebohan yang sempat ditimbulkan oleh asteroid 2024 YR4.

Rapat kerja pada Kamis lalu, 15 Mei 2025, paling banyak diisi pembahasan tentang misi Near-Earth Object (NEO) Surveyor, teleskop luar angkasa pertama yang didedikasikan untuk mendeteksi asteroid yang mengancam Bumi. Misi ini diharapkan akan meningkatkan secara signifikan kemampuan deteksi asteroid berbahaya.

Teknologi inframerah pada teleskop NEO Surveyor memungkinkan pelacakan obyek yang sulit dideteksi oleh teleskop berbasis cahaya. Misalnya, asteroid yang datang dari arah matahari—asteroid yang meledak di Chelyabinsk, Rusia, pada 2013 termasuk asteroid jenis ini .

“Kita belum mengetahui adanya objek besar yang punya risiko signifikan menabrak Bumi dalam 100 tahun ke depan —namun masih banyak yang belum ditemukan,” kata Nicola Fox, administrator asosiasi di Direktorat Misi Sains NASA.

Amy Mainzer, peneliti utama misi NEO Surveyor dari UCLA, menambahkan bahwa teleskop ini akan mempercepat identifikasi ukuran asteroid dari data orbit yang dikumpulkan. “Itu bagian yang sangat penting dalam menentukan energi tumbukan,” ujarnya.

Direktur Minor Planet Center Matthew Payne mengatakan bahwa mereka saat ini melacak 38.000 objek dekat Bumi, termasuk lebih dari 2.500 yang berpotensi berbahaya. “Dampak dari salah satu saja bisa sangat menghancurkan,” tuturnya.

Fox memperkirakan NEO Surveyor bisa diluncurkan pada 2028 jika pendanaan tersedia. Namun, dokumen awal anggaran Gedung Putih menyiratkan kemungkinan penutupan pusat penelitian seperti NASA Goddard dan Ames, yang dapat menghambat koordinasi dengan FEMA dalam penanganan darurat. Pemotongan anggaran juga dikhawatirkan menciptakan brain drain, terlebih dengan pemutusan hubungan kerja massal di lembaga seperti NOAA yang memantau bencana alam.

“Pertanyaan yang sangat masuk akal adalah apakah NASA seharusnya justru mengeluarkan lebih banyak uang untuk pemantauan dan pertahanan terhadap asteroid,” kata Republiken George Whitesides (D-California) 

Saat ditanya tentang potensi pemanfaatan AI dalam pelacakan asteroid, Payne dan Mainzer sepakat akan efektivitasnya, namun Fox menegaskan bahwa, “Pendanaan yang memadai tentu saja sangat penting.”

Fox menegaskan pentingnya kolaborasi global jika AS tidak bisa membiayai upaya ini sendiri. “Jika kita tidak bisa bersatu menghadapi benda besar yang melaju ke arah planet ini, lalu dalam hal apa lagi kita bisa bersatu?”

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |