Zionis Lakukan Pembantaian Baru di Kota Gaza, Korban Tewas Melonjak

3 hours ago 8
Kota Gaza semakin luluh lantak akibat serangan udara penjajah Israel. (Days of Palestine)Kota Gaza semakin luluh lantak akibat serangan udara penjajah Israel. (Days of Palestine)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Pasukan Pendudukan Israel (IOF) melakukan pembantaian baru pada Ahad malam di Jalan Al-Wahda di Kota Gaza. Pembantaian i8ni menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.

Serangan penjajah Israel menghantam sekelompok warga sipil di dekat Thai Junction di lingkungan Al-Rimal, salah satu daerah terpadat di Gaza, dilaporkan Days of Palestine, Ahad.

Tim penyelamat bergegas ke lokasi kejadian, menyisir puing-puing untuk mencari korban selamat. Adapun ambulans mengangkut korban luka ke rumah sakit terdekat yang sudah kewalahan akibat pengeboman tanpa henti selama berminggu-minggu.

Para saksi mata menggambarkan pemandangan yang kacau dan mengerikan, dengan keluarga-keluarga berusaha mati-matian untuk menemukan orang-orang terkasih mereka yang hilang di tengah reruntuhan.

Serangan penjajah Israel terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump secara terbuka menyerukan diakhirinya operasi militer Israel untuk membuka jalan bagi perundingan gencatan senjata baru dan potensi pertukaran tahanan.

Meski Trump telah memohon, serangan udara dan darat Israel terus berlanjut di wilayah kantong tersebut, menghantam wilayah sipil yang padat penduduk.

Kementerian Kesehatan Palestina merilis laporan statistik harian tentang genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Total Warga Gaza yang Syahid Tembus 67 Ribu Jiwa

Menurut pernyataan tersebut, rumah sakit di Jalur Gaza menerima 65 martir, termasuk dua jenazah yang ditemukan dari bawah reruntuhan, dan 153 orang terluka hanya dalam 24 jam terakhir.

Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi bahwa total korban tewas akibat serangan Israel telah meningkat menjadi 67.139 warga Palestina tewas dan 169.583 terluka sejak 7 Oktober 2023.

Sejak 18 Maret 2025, kementerian mendokumentasikan 13.549 orang yang meninggal dunia karena syahid dan 57.542 orang yang terluka akibat meningkatnya intensitas pengeboman.

Laporan itu juga mencatat peningkatan tajam dalam jumlah “martir kelaparan yang mencari makanan”, warga sipil yang terbunuh saat berjuang untuk mendapatkan makanan, air, dan kebutuhan sehari-hari di tengah blokade dan kelaparan.

Jumlah total korban yang telah mencapai rumah sakit kini meningkat menjadi 2.605 orang yang meninggal dan lebih dari 19.124 orang yang terluka.

Organisasi kemanusiaan mengutuk serangan terbaru tersebut, dan memperingatkan bahwa serangan berulang Israel terhadap lingkungan pemukiman seperti Jalan Al-Wahda mengubah wilayah perkotaan Gaza menjadi kuburan massal.

Para analis mengatakan pemboman Israel yang terus berlanjut, meskipun ada seruan internasional, menggarisbawahi ketidakpedulian Israel terhadap kehidupan warga sipil dan hukum internasional sementara bencana kemanusiaan di Gaza semakin dalam setiap jamnya.

Rubio: Perang di Gaza Belum Berakhir

Menurut laporan Al Arabiya, perang di Gaza belum berakhir, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pada Ahad, menyebut pembebasan sandera yang ditawan Hamas sebagai tahap pertama.

Adapun detil tentang apa yang akan terjadi setelahnya masih perlu dirumuskan.

Ia mengatakan Hamas "pada dasarnya" telah menyetujui proposal Presiden Donald Trump dan kerangka kerja pembebasan sandera, sementara pertemuan sedang berlangsung untuk mengoordinasikan logistiknya.

"Mereka juga telah sepakat, secara prinsip dan umum, untuk membahas gagasan tentang apa yang akan terjadi setelahnya," ujarnya. "Banyak detail yang harus dirumuskan."

Untuk informasi terbaru tentang konflik Israel-Palestina, kunjungi halaman khusus kami.

Ia mengatakan AS akan mengetahui "dengan sangat cepat" apakah Hamas serius atau tidak selama perundingan teknis yang sedang berlangsung untuk mengoordinasikan pembebasan para sandera.

"Prioritas nomor satu, yang kami pikir dapat kami capai dengan sangat cepat, adalah pembebasan semua sandera dengan imbalan Israel kembali" ke garis kuning - tempat Israel berdiri di Gaza pada pertengahan Agustus - kata Rubio.

Ia menggambarkan fase kedua masa depan jangka panjang Gaza sebagai "bahkan lebih sulit."

"Apa yang terjadi setelah Israel mundur ke garis kuning, dan mungkin lebih jauh lagi, seiring perkembangan situasi ini? Bagaimana kita menciptakan kepemimpinan teknokratis Palestina yang bukan Hamas?" tanya Rubio.

"Bagaimana kita melucuti senjata kelompok apa pun yang akan membangun terowongan dan melancarkan serangan terhadap Israel? Bagaimana kita membuat mereka mundur?"

"Semua upaya itu memang akan sulit, tetapi itu krusial, karena tanpanya, kita tidak akan mencapai perdamaian abadi," tambahnya.

Korban Kelaparan 460 Jiwa

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada hari Ahad bahwa satu warga sipil meninggal karena kelaparan dalam 24 jam terakhir akibat kelaparan buatan Israel dan kekurangan gizi parah.

Dalam pernyataan singkatnya, kementerian mengatakan jumlah total kematian akibat kelaparan dan kekurangan gizi parah buatan Israel kini telah meningkat menjadi 460, termasuk 154 anak-anak.

Sejak IPC (Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu) mengumumkan kelaparan di Gaza, 182 kematian telah tercatat, termasuk 39 anak-anak.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan berkelanjutan Israel di Gaza, yang didukung Amerika Serikat, telah mengakibatkan 67.074 kematian, 169.430 cedera, dan kelaparan yang telah merenggut nyawa 459 warga Palestina, termasuk 154 anak-anak, menurut otoritas kesehatan setempat.

Hanya Sehari Zionis Lakukan 93 Serangan Udara Israel

Kantor Media Pemerintah (GMO) di Gaza mengumumkan pasukan pendudukan Israel telah melanjutkan serangan di Jalur Gaza meski ada seruan internasional yang meningkat untuk gencatan senjata.

Menurut GMO, pesawat tempur dan artileri Israel melancarkan lebih dari 93 serangan udara selama 24 jam terakhir, yang menargetkan daerah pemukiman padat penduduk dan lokasi perlindungan keluarga pengungsi.

Kantor GMO menyatakan bahwa serangan itu menewaskan 70 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, dengan 47 korban tewas di Kota Gaza saja.

Dikatakan bahwa serangan Israel yang sedang berlangsung merupakan bagian dari "kebijakan genosida yang berkelanjutan," karena pendudukan Israel "mengabaikan seruan internasional untuk de-eskalasi sambil secara sistematis menghancurkan fondasi kehidupan di Jalur Gaza."

GMO menganggap pendudukan Israel “bertanggung jawab penuh atas kejahatan ini” dan mendesak Amerika Serikat dan komunitas internasional untuk mengambil “tindakan mendesak dan serius untuk menghentikan agresi dan menegakkan gencatan senjata yang langgeng di Gaza.”

Kelompok Pejuang Hamas mengutuk "pembantaian terhadap warga sipil" yang dilakukan Israel, dan menyatakan hal ini mengungkap "kebohongan klaim Perdana Menteri Netanyahu tentang pengurangan operasi militer."

Dalam pernyataan terpisah, Hamas mengatakan bahwa pasukan pendudukan Israel “terus melakukan kejahatan mengerikan terhadap warga sipil,” yang mengakibatkan tewasnya 70 warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, sejak Sabtu pagi.

Hamas menekankan pertumpahan darah yang terus terjadi di Israel “mengungkap kebohongan pemerintah penjahat perang Netanyahu mengenai rencana pengurangan serangan terhadap warga sipil yang tak berdaya.”

Mila

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |