REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan Indonesia Health Insights edisi 2025 yang dirilis oleh Halodoc, bekerja sama dengan lembaga riset global YouGov, menyoroti isu krusial yang selama ini sering terabaikan yaitu peran ibu sebagai fondasi penting kesehatan keluarga acap kali tidak terlihat. Laporan bertajuk “Wellness Warriors in Silence: Realita, Tekanan, dan Harapan di Balik Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga” ini menggambarkan betapa kompleksnya peran ibu yang harus bertindak sebagai caregiver utama bagi seluruh anggota keluarga sekaligus menghadapi tuntutan hidup yang tinggi.
Data yang disajikan oleh laporan ini mengonfirmasi betapa beratnya beban yang ditanggung para ibu. General Manager YouGov Indonesia & India, Edward Hutasoit, mengatakan sebagai penyedia riset laporan ini, pihaknya menemukan peran ibu sebagai caregiver atau wellness warrior penuh dengan tekanan dan tantangan yang sering kali tidak terlihat. "Sebanyak 54 persen ibu menyebut caregiving sebagai ‘pekerjaan tanpa jeda’, namun pengakuan atas peran besar ini masih jarang diberikan,” ujarnya.
Data ini didukung fakta lain yang menunjukkan peran ganda ibu yakni 53 persen memikul peran ganda sebagai pengambil keputusan layanan kesehatan sekaligus pencari nafkah. Bahkan, 74 persen ibu mengelola urusan layanan kesehatan untuk tiga atau lebih anggota keluarga. Beban ini tercermin jelas dalam alokasi waktu mereka yakni 80 persen dari total waktu yang tercurah didedikasikan untuk mengelola kesehatan anggota keluarga (32 persen untuk anak, 23 persen untuk orang tua, dan 21 persen untuk suami), sementara hanya 17 yang tersisa untuk merawat kesehatan diri sendiri. Fakta ini secara gamblang menunjukkan betapa terpinggirnya kebutuhan pribadi ibu.
Sebagai caregiver utama, para ibu harus terus beradaptasi dengan dinamika kesehatan seluruh anggota keluarga. Untuk anak, mereka menghadapi tantangan mulai dari kesulitan memahami bayi (newborn) hingga meminimalisasi risiko penyakit menular (anak usia sekolah).
Konsultasi untuk anak usia toddler menonjolkan gangguan pernapasan dan peningkatan vaksinasi, sementara untuk anak usia sekolah, gangguan mata dan demam menjadi perhatian utama. Peran ibu juga meluas pada suami dengan keluhan dominan seperti dispepsia, GERD, dan gastritis serta gangguan muskuloskeletal. Bahkan, 51 persen ibu menjalani peran caregiver utama bagi orang tua, dengan fokus konsultasi pada gangguan muskuloskeletal dan penyakit metabolik. Dinamika kebutuhan kesehatan yang luas ini membuktikan bahwa ibu adalah manajer kesehatan keluarga yang menghadapi spektrum tantangan medis yang sangat beragam.
Ironisnya, di tengah peran caregiving yang tiada henti, kesehatan pribadi ibu justru menjadi korban. Laporan ini menunjukkan bahwa 78 persen ibu mengaku menunda janji medis atau perawatan diri dalam 12 bulan terakhir, dan 74 persen tetap melanjutkan tugas caregiving meski sedang sakit.
Masalah kesehatan yang paling sering diabaikan atau ditunda meliputi perawatan kulit non-jerawat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan seksual dan reproduksi, hingga kesehatan mental. Maka dari itu, harapan terbesar para wellness warriors ini adalah dukungan yang nyata, yang sebagian besar (37 persen ibu) menilai bahwa apresiasi terbaik adalah diberi ruang untuk personal break dan memiliki ruang pribadi untuk menjaga keseimbangan diri.
Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria, mengatakan melalui Indonesia Health Insights Report 2025 edisi ini, Halodoc ingin menyoroti peran ibu sebagai pondasi penting kesehatan keluarga, sebuah isu krusial yang sering terabaikan. Bagi Halodoc, wellness warrior adalah individu dengan multi-peran yang setiap hari menjaga keseimbangan dan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya.
Sosok ibu adalah contoh nyata, di tengah peran mereka sebagai istri, pengelola rumah tangga, pengasuh orang tua, hingga pekerja, hidup mereka bergerak cepat, penuh tuntutan, dan sering kali tanpa jeda. "Meski terlihat kuat, mereka tetap manusia biasa yang membutuhkan ruang untuk beristirahat, merasa didukung, dan diperhatikan. Itulah mengapa kami peduli, karena kesehatan dan ketahanan ibu berbanding lurus dengan kesehatan keluarga dan masyarakat yang mereka jaga,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Kamis (2/10/2025).
Fibriyani menyebut temuan-temuan dalam laporan ini menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi para ibu sebagai caregiver bukanlah persoalan individu, melainkan tantangan bersama yang membutuhkan dukungan nyata. Inilah yang menjadi landasan kuat bagi Halodoc dalam menghadirkan kampanye #ImperfectMom, untuk mendorong perubahan cara pandang masyarakat, bahwa menjadi ibu tidak harus selalu "sempurna".
Yang lebih penting adalah bagaimana ibu merasa didukung, dihargai, dan memiliki ruang untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri. "Kami percaya, ketika ibu lebih sehat dan bahagia, maka keluarga pun akan lebih kuat dan sejahtera,” kata dia.