Dunia Pendidikan di Bantul Tertampar, Siswi SMPN di Imogiri Tewas Gantung Diri

2 months ago 32
Ilustrasi tali gantungan / pixabay

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Heboh! Dunia pendidikan di Bantul dikejutkan dengan kabar tragis seorang siswi SMP Negeri di Kapanewon Imogiri, berinisial ADK (14), yang ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya, Rabu (23/7/2025) pagi.

Korban pertama kali ditemukan oleh adiknya, BAW (9), yang datang ke rumah untuk mengambil perlengkapan sekolah. Saat memasuki rumah yang sehari-hari ditempati ADK, BAW sontak melihat kakaknya sudah tergantung di kayu atap rumah menggunakan tali pramuka. Dalam keadaan panik dan menangis, ia langsung berlari ke rumah nenek mereka yang berada di sebelah.

Pihak keluarga yang kemudian menyusul ke lokasi langsung memotong tali dan menurunkan korban. Namun sayang, nyawa ADK tidak tertolong. Polisi yang menerima laporan segera datang ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal.

“Korban ditemukan tergantung di sunduk rumah menggunakan tali. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Kami pastikan korban meninggal karena bunuh diri,” ungkap Kapolsek Imogiri, AKP Elang Tri Buana.

Tragedi tersebut mengejutkan banyak pihak, termasuk para guru di sekolah korban. Guru Bimbingan dan Konseling (BK), Mukijo, mengaku bahwa ADK dikenal sebagai siswa aktif dan penuh semangat. Ia bahkan menjabat sebagai wakil ketua kelas dan pustakawan cilik.

“Dia juga hobi menyanyi. Saat MPLS beberapa waktu lalu, dia sempat tampil mewakili kelasnya,” tutur Mukijo saat ditemui di rumah duka.

Namun di balik sosok ceria itu, Mukijo mengakui bahwa ADK jarang berbicara tentang kehidupan keluarganya. “Dia tipe anak yang tertutup kalau soal keluarga. Saat guru bertanya pun, dia lebih memilih diam,” tambahnya.

Pihak keluarga pun tak melihat tanda-tanda mencurigakan sebelumnya. Salah satu kerabat, WP, mengungkapkan bahwa ADK dikenal rajin belajar dan mengaji. “Tiga hari terakhir dia memilih tinggal di rumahnya sendiri, katanya mau fokus belajar. Biasanya dia tidur di rumah nenek,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menyampaikan keprihatinan atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara keluarga, sekolah, dan lingkungan dalam membentuk ketahanan mental siswa.

“Kami segera menurunkan tim untuk menggali informasi lebih lengkap. Ini jadi bahan evaluasi mendalam. Semoga tidak terulang di masa mendatang,” katanya.

Hingga kini, motif di balik keputusan tragis yang diambil oleh ADK masih menjadi tanda tanya. Peristiwa tersebut praktis  menyisakan duka mendalam, sekaligus menjadi tamparan bagi semua pihak untuk lebih peka terhadap kondisi emosional anak-anak dan remaja di sekitar kita. (*)  Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |