Ini Kemah untuk Unjuk Rasa yang Pernah Digelar di Indonesia

4 hours ago 8

UNJUK rasa dengan cara berkemah menjadi salah satu cara bagi mahasiswa dan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia, untuk melancarkan protes. Terbaru, Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta berkemah di Balairung atau gedung rektorat selama tiga hari sejak Rabu, 14 Mei 2025. Aksi kemah itu menyuarakan kekhawatiran masuknya militerisme ke kampus hingga menuntut penyelesaian masalah kekerasan seksual di kampus biru itu.

Kemah mahasiswa kali ini terdiri dari berbagai fakultas dan program studi UGM. Perwakilan aliansi, Halimah, mengatakan tujuan mereka berkemah di depan Balairung adalah mengganggu agar kampus tidak diam saja. “Ini okupasi lahan. Tujuannya memang mengganggu dan menekan rektorat agar memenuhi tuntutan,” kata dia kepada Tempo pada Jumat, 16 Mei 2025.

Selain berorasi, aliansi mahasiswa yang bertahan di tenda juga menggelar berbagai kegiatan seperti membaca, menulis jurnal, membuka lapak zine atau buletin, membaca tarot, bermain sepak bola, catur, kelas Photoshop, pertunjukan musik perlawanan, menyalakan api unggun, dan bernyanyi dengan tajuk Acara Asik.

Ini bukan aksi kemah protes pertama yang dilakukan mahasiswa dan masyarakat di Indonesia. Sebelumnya, aksi serupa juga pernah digelar di Tanah Air dengan menyuarakan berbagai tuntutan.

Aksi Kemah Tolak UU TNI di Gedung DPR

Aksi menolak Undang-Undang tentang Tentara Nasional Indonesia atau UU TNI yang dinamakan Piknik Melawan digelar di depan gerbang Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta Pusat.

Pada Rabu, 9 April 2025, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta membubarkan sejumlah warga yang melakukan aksi berkemah menuntut pencabutan revisi UU TNI. Sebelum akhirnya dibubarkan, para peserta aksi telah berkemah di depan Gerbang Pancasila selama 82 jam.

Kemudian pada Senin pagi, 14 April 2025, sejumlah peserta memutuskan kembali menggelar aksi kemah itu. Tenda sebelumnya hendak didirikan tepat di depan Gerbang Pancasila DPR, tetapi peserta dipaksa bergeser ke trotoar di seberangnya. Aksi piknik pun baru bisa dimulai pada siang harinya. Aksi tersebut berlanjut meski enam orang peserta sempat ditangkap oleh polisi pada malam harinya.

Perkemahan Solidaritas untuk Palestina

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi simbolik “Perkemahan Solidaritas Palestina UI (UI Palestine Solidarity Camp)” sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina yang dijajah Zionis Israel di Lapangan Rotunda, Kampus Depok, Jumat, 3 Mei 2024.

Aksi itu diinisiasi oleh Lembaga Dakwah Kampus Nasional Nuansa Islam Mahasiswa Universitas Indonesia (LDKN Salam UI). Ketua Umum Salam UI Dhani Nur Widianto mengungkapkan agendanya adalah aksi kemanusiaan sebagai bentuk solidaritas mahasiswa UI. “Terhadap saudara-saudara kita di Palestina, juga terhadap saudara-saudara kita mahasiswa-mahasiswi di Amerika Serikat,” kata Dhani kala itu.

Dia menuturkan, terhadap warga Palestina, sebagai sesama manusia mereka harus membela hak untuk terus hidup dan hak bebas dari penjajahan. Adapun kepada mahasiswa di Amerika Serikat adalah untuk menyerukan hak kebebasan berpendapat di negara itu.

Aksi serupa juga digelar puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Malang, Jawa Timur, yang tergabung dalam Komite Aliansi Mahasiswa pro-Palestina anti USA-Zionist (KAMPUZ). Mereka menggelar aksi damai “Solidarity Camp for Palestine” di Alun-alun Tugu, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Ahad, 5 Mei 2024.

Koordinator aksi, Sendiko, mengatakan aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di sedikitnya 15 kampus terkemuka di AS. Unjuk rasa juga dilakukan di kampus-kampus Eropa dan beberapa negara lain.

“Mereka melakukan demo dengan mendirikan kemah-kemah di area kampus. Aksi mereka ditujukan untuk membawa pesan, semangat, dan tuntutan untuk diakhirinya kejahatan perang dan aksi genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina khususnya di Jalur Gaza,” kata Sendiko melalui siaran pers.

Aksi Menginap Mahasiswa UGM Memprotes Uang Pangkal

Mahasiswa UGM menggelar aksi menginap di depan Balairung untuk menolak penerapan Iuran Pembangunan Institusi (IPI) atau uang pangkal. Para mahasiswa mendirikan tenda di depan Balairung pada Senin, 27 Mei 2024. Terlihat tiga tenda berjajar dan puluhan mahasiswa berkumpul. Mereka mengisi waktu dengan berdiskusi dan bernyanyi.

Arga Lutfi, Menteri Aksi dan Propaganda BEM KM UGM, menyebutkan aksi dilakukan untuk menanggapi hadirnya IPI di kampusnya. “Kami menolak IPI atau uang pangkal diterapkan di UGM. IPI sendiri merupakan cara cepat untuk universitas mendapatkan uang bagi biaya operasional. Tapi, cepat bukan berarti tepat,” kata Arga kepada Tempo saat itu.

Dia mengungkapkan sebelumnya UGM tidak pernah menerapkan uang pangkal. Pada 2022, UGM hanya menarik sumbangan sukarela bagi mahasiswa jalur mandiri. Kemudian, pada 2023, UGM baru menerapkan kebijakan uang pangkal bagi mahasiswa jalur mandiri yang mendapat UKT golongan tertinggi. Namun, pada 2024, UGM menarik uang pangkal kepada seluruh mahasiswa jalur mandiri, kecuali yang mendapat UKT golongan nol rupiah. 

Shinta Maharani, Ervana Trikarinaputri, Ricky Juliansyah, dan Michelle Gabriela berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Akar Masalah Mahalnya Uang Pangkal Kampus Negeri

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |