KemenPPA Pastikan Hak Anak Terpenuhi dalam Kasus Robohnya Mushola Ponpes di Sidoarjo

2 hours ago 6

Seorang warga mencari nama korban ambruknya bangunan mushala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Bangunan mushala di ponpes tersebut ambruk pada Senin (29/9) dan mengakibatkan satu orang menginggal dunia, sementara puluhan orang lainnya dilaporkan masih belum ditemukan dan diduga terjebak dalam reruntuhan bangunan.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berkoordinasi dengan pemda dalam melakukan pendampingan psikologis terhadap para santri pascaambruknya bangunan mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.

"Ini yang juga terus kita dorong melalui UPTD PPA. Kami bersinergi dengan UPTD PPA, karena lokus kejadiannya di Sidoarjo, kami berkomunikasi untuk memastikan pemenuhan hak anak terpenuhi," kata Plt Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Ratna Susianawati dalam media talk di Jakarta, Rabu.

KemenPPPA pun mendorong kepolisian untuk segera mengungkap penyebab ambruknya bangunan. "Kepolisian agar menyelidiki apa yang menjadi faktor utama penyebabnya. Kita tentunya tidak mengharapkan kejadian ini, terlebih ini adalah lembaga pendidikan," kata Ratna Susianawati.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan, hingga kini tim penyelamatan gabungan menemukan 15 titik korban di bawah reruntuhan bangunan mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny yang ambruk pada Senin (29/9/2025). Dalam masa krusial atau selama 72 jam pertama pascakejadian, seluruh tim SAR gabungan akan terus memprioritaskan evakuasi terhadap tujuh korban berstatus merah dengan terus menyalurkan oksigen dan suplai makanan bahkan infus secara berkala. 

Hingga kini, Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas Emi Freezer menyebutkan, seluruh komunikasi dengan korban berstatus merah tersebut dilakukan menggunakan interaksi suara, sedangkan untuk interaksi secara visual tim SAR gabungan menggunakan kamera khusus yang mampu masuk ke celah-celah kecil di bawah reruntuhan.

Ada 11 korban yang berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan oleh tim SAR gabungan. Dari 11 korban tersebut, tiga di antaranya meninggal dunia, yaitu satu korban dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit pada Senin (29/9) dan dua lainnya pada Selasa (30/9).

Sementara untuk jumlah pasti korban yang masih berada di bawah reruntuhan, pihak berwenang belum dapat memastikan secara akurat. Adapun dari jumlah 15 titik korban yang berhasil ditemukan hingga hari ini bukan merupakan jumlah pasti total korban yang masih berada di bawah reruntuhan.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |