Perapihan kabel telekomunikasi dan PLN di Jalan Laswi, Kota Bandung, Selasa (5/8/2025). Tindakan perapihan kabel berawal dari keluhan masyarakat terkait kabel udara yang menjuntai, semrawut dan membahayakan. Setelah menerima laporan, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) langsung menurunkan tim untuk merapikan kabel sepanjang 500 meter di kawasan tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF, Abra Talattov, menilai kinerja keuangan PT PLN (Persero) yang baik dalam beberapa tahun terakhir. PLN konsisten mencatatkan keuntungan.
“PLN terakhir kali merugi pada 2013. Bahkan pada periode sebelum dan sesudahnya selalu mencatatkan keuntungan signifikan. Hal ini menjadi bukti bahwa PLN mampu menjalankan fungsi sebagai badan usaha sekaligus penyedia layanan publik dengan sangat baik,” ujarnya melalui keterangan, Kamis (2/10/2025).
Berdasarkan laporan keuangan semester I 2025 yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), PLN membukukan pendapatan sebesar Rp 281 triliun, meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 262 triliun. Penjualan tenaga listrik menjadi penyumbang utama dengan nilai Rp 179,58 triliun atau naik 4,53 persen dibandingkan semester I 2024.
Abra merinci, rasio utang terhadap aset PLN tercatat masih di bawah 50 persen, sedangkan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 69,1 persen. Angka tersebut masih dalam batas wajar untuk perusahaan berskala besar.
“Hal ini membuktikan pengelolaan keuangan PLN relatif baik dengan menjaga indikator rasio keuangan tetap terkendali,” katanya.
Sebagai BUMN yang memegang mandat pelayanan publik, lanjut Abra, keberlangsungan keuangan PLN sangat bergantung pada dukungan pemerintah, terutama dalam pengelolaan utang.
Selain itu, PLN juga aktif mencari sumber pendapatan baru di luar penjualan listrik guna menjaga profitabilitas.
“Profit yang besar sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan investasi besar, khususnya dalam pengembangan energi terbarukan dan digitalisasi jaringan,” ujar Abra