Kini Indonesia Kontributor Aset Bank Syariah Kedua Terbesar di Asia Pasifik

1 hour ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengungkapkan potensi bank syariah di Indonesia dalam menjaga stabilitas keuangan global yang semakin matang. Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan Indonesia saat ini bukan hanya negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

"Indonesia kini juga menjadi kontributor terbesar kedua aset perbankan syariah di Asia-Pasifik, yakni 13 persen," kata dia dalam Joint High Level Seminar & Investor Forum bertema “Enhancing Resilience and Innovation in Liquidity Management for Islamic Financial Services Industry" yang digelar di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Namun demikian, fenomena yang terjadi bahwa selama lebih dari 10 tahun, penetrasi market share industri perbankan syariah Indonesia relatif stagnan di bawah 5 persen. Kehadiran BSI sejak 2021 lalu membuktikan bahwa dengan adanya bank syariah dengan aset yang besar mampu mendorong peningkatan penetrasi pasar keuangan syariah meningkat 7-8 persen.

Anggoro menambahkan, peningkatan ini juga didukung perubahan perilaku masyarakat yang semakin rasional. Riset menunjukkan segmen nasabah "Universalist" dan "Rationalist", yang memilih bank syariah berdasarkan keunggulan fungsional dan manfaat produk, telah meningkat dari 46,2 persen pada 2014 menjadi 59,1 persen pada 2024.

Pergeseran ini adalah sinyal kuat bahwa nasabah kini menuntut layanan syariah yang kompetitif dan modern. Untuk itu, penguatan digital menjadi hal dasar untuk mendorong penetrasi produk dan layanan keuangan syariah.

"Kondisi di Indonesia juga sejalan dengan tren global bahwa cashless sekarang ini adalah sebuah transformasi," katanya.

Dan untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang memilih layanan syariah dan sejalan dengan tuntutan digital, maka BSI sebagai bank syariah terbesar bertransformasi menyediakan layanan digital baik untuk individu maupun institusi.

Anggoro juga mengatakan kesiapan Bank Syariah Indonesia untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional melalui digitalisasi dan juga inovasi instrumen keuangan syariah, salah satunya sukuk.

Bahwa BSI aktif dalam mendukung likuiditas di pasar modal syariah melalui sukuk. Selain aktif menerbitkan sukuk berkelanjutan ESG Rp8 triliun dan mendapat animo sangat baik subscribed lebih dari 100 persen, BSI juga menawarkan produk-produk investasi dalam bentuk sukuk kepada investor retail baik melakui pasar primer maupun sekunder.

BSI juga aktif dalam wakaf linked sukuk untuk program kemaslahatan umat. Melalui pasar primer, BSI memiliki mobile banking BYOND by BSI untuk mendemokratisasi kebutuhan investasi nasabah melalui penerbitan sukuk yang dikeluarkan Pemerintah.

‘’Digitalisasi adalah salah satu fokus perusahaan untuk memperluas inklusi keuangan syariah yang saat ini masih terpaut jauh dari hasil survey literasi produk dan keuangan syariah,’’ katanya.

Sejalan dengan itu, BSI juga fokus pada keamanan nasabah, good corporate governance (GCG) dan terus beradaptasi terhadap dinamika teknologi IT dan kecerdasan buatan (AI) yang mendukung kemudahan dan kemajuan perbankan syariah.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |