Jakarta, CNN Indonesia --
Desa Hargobinangun di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I Yogyakarta dengan luas wilayah 14.300 meter persegi menjadi contoh nyata bahwa desa dapat berperan sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
Desa Hargobinangun memiliki setidaknya tiga potensi besar, yakni kekayaan alam, sektor pariwisata, dan agrikultur. Saat ini, ketiga sektor itu tengah digarap serius melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis komunitas.
Pada 2023, Desa Hargobinangun berhasil masuk daftar 40 besar Desa BRILian. Lurah Hargobinangun, Amin Sarjito mengungkapkan bahwa setelah menjadi kandidat pada 2022, setahun berikutnya Desa Hargobinangun melaju mewakili Sleman di tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai bagian dari Desa BRILiaN, Hargobinangun mendapatkan banyak pendampingan, mulai dari manajemen dan kelembagaan, hingga pengembangan fasilitas desa," kata Amin.
Amin memaparkan, pemerintah desa melakukan pemetaan potensi dan mendirikan BUMDesa Merapi Sejahtera sebagai tulang punggung perekonomian pada akhir 2020. BUMDesa ini memiliki dua unit usaha utama.
Pertama, Wisata Desa Kampoeng Mahoni yang bergerak di bidang pariwisata seperti pengelolaan resto, camping ground, jeep adventure, ATV, go-kart, outbond, dan paint ball. Kedua, Hargo Park Central yang mengelola parkir wisata di Merapi Park, Oxygen Park, dan Kampoeng Mahoni.
"Pariwisata kami jadikan core business karena dampaknya cepat terasa langsung oleh warga, tapi kami juga mengembangkan sektor pendukung seperti pertanian dan pengelolaan sampah," ujar Amin.
Lalu dalam upaya mendukung gerakan ekonomi secara kolektif, pemerintah desa pun melakukan klasterisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Desa Hargobinangun pun mampu menghasilkan pendapatan asli kelurahan yang kembali disalurkan untuk kepentingan masyarakat.
"Selama ini masyarakat bergerak sendiri-sendiri. Maka kami bentuk klaster dan beri pelatihan untuk mendukung gerakan ekonomi secara kolektif," kata Amin.
Pada 2025, BUMDesa Merapi Sejahtera berencana mengembangkan tiga unit usaha baru, yaitu Pengelolaan Sampah, Greenhouse Ketapang yang berfokus pada ketahanan pangan, dan AgenBRILink. Saat ini, juga disiapkan dua program unggulan yang berfokus pada pengelolaan sampah dan ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan tidak produktif untuk pertanian.
"Yang pertama adalah pengelolaan sampah berbasis digital untuk menyelesaikan persoalan sampah dalam satu hari, sesuatu yang penting bagi desa wisata dengan ribuan pengunjung harian," bebernya. Sampah selama ini hanya dibuang di satu titik. Kami akan buat sistem digital agar masyarakat bisa mengelola sampah secara mandiri," lanjut Amin.
Selain itu, penerapan konsep smart village juga mulai dijalankan sebagai bagian dari modernisasi layanan dan tata kelola desa. Dengan begitu, potensi wisata yang dibangun dapat berdampak maksimal bagi warga desa.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menyatakan bahwa program Desa BRILian merupakan program pemberdayaan desa yang dilakukan oleh BRI sejak 2020. Hingga saat ini, program Desa BRILiaN telah diikuti 4.327 desa yang aktif berinisiatif dan berkomitmen untuk maju melalui program-program yang telah direncanakan.
"Program pemberdayaan Desa BRILiaN ini merupakan komitmen BRI dalam meningkatkan economic dan social value kepada masyarakat. Semoga cerita isnpiratif dari Desa Hargobinangun dapat direplika oleh desa-desa lain di tanah air, terutama dalam mengembangkan potensi desa dan mendorong perekonomian warga," pungkas Hendy.
(rea/rir)