Menembus Batu Lubang, Menapaki Jejak Rodi di Tapanuli Tengah

14 hours ago 7

Sebuah mobil berhenti, memberikan kesempatan sebuah truk untuk keluar dari Batu Lubang agar tidak terjadi kemacetan di dalam. Gua peninggalan Belanda ini terletak di Desa Bonandolok, Kecamatan Sitahuis, Tapanuli Tengah | Foto: Suhamdani

TAPTENG, JOGLOSEMARNEWS.COM Di berbagai wilayah Indonesia, tersebar sejumlah goa peninggalan Belanda. Beberapa di antaranya dapat dijumpai di Bandung, Bukittinggi, Yogyakarta, Ambon, dan Salatiga, termasuk Goa Belanda yang berada di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Di Tapanuli Tengah, Goa Belanda lebih akrab disebut dengan Batu Lubang. Goa yang satu ini diketahui  menyimpan jejak sejarah kolonial yang masih bisa disaksikan hingga kini. Terletak di Dusun Simaninggir, Desa Bonandolok, Kecamatan Sitahuis, goa tersebut menjadi saksi bisu praktik kerja paksa pada masa penjajahan Belanda.

Goa yang juga dikenal sebagai Batu Lubang itu  merupakan terowongan peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada awal abad ke-20. Konon, pembangunan goa dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja rodi yang sebagian besar adalah masyarakat lokal dan para pejuang kemerdekaan yang dijadikan tawanan.

Goa tersebut difungsikan sebagai jalur transportasi untuk mengangkut hasil bumi dari pedalaman Tapanuli ke Pelabuhan Sibolga, yang saat itu menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda di wilayah Tapanuli.

Seperti inilah kenampakan Batu Lubang di Desa Bonandolok, Kecamatan Sitahuis, Tapanuli Tengah | Foto: Suhamdani

Hingga saat ini, terowongan sepanjang sekitar 50 meter tersebut masih digunakan sebagai jalur lalu lintas kendaraan. Namun, tidak sedikit pengendara yang tetap menjalankan tradisi lokal saat melintas. Salah satu kebiasaan unik yang masih dijaga adalah membunyikan klakson saat masuk ke dalam goa. Kebiasaan itu dipercaya sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban yang meninggal saat pembangunan goa, sekaligus untuk menghindari gangguan dari hal-hal yang bersifat gaib.

Selain nilai sejarah dan tradisi mistisnya, Goa Belanda itu juga menyimpan potensi wisata yang menarik. Pemandangan alam di sekitarnya yang masih asri serta aura mistis yang menyelimuti tempat tersebut, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun, akses jalan menuju lokasi masih perlu pembenahan agar lebih aman dan nyaman bagi pengunjung.

Pemerintah daerah bersama masyarakat diharapkan dapat menjaga keberadaan Goa Belanda sebagai warisan sejarah yang penting. Selain sebagai pengingat perjuangan masa lalu, tempat itu juga berpotensi menjadi destinasi wisata edukatif yang mendekatkan generasi muda pada sejarah bangsanya.

Para pengemudi perlu ekstra waspada saat melintasi kawasan Batu Lubang, mengingat lorongnya yang sempit dan kondisi permukaan jalan yang tidak rata. Apalagi, jalur ini juga kerap dilalui kendaraan-kendaraan besar seperti truk dan bus. Suhamdani

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |