Mengapa Israel Gempur Besar-besaran Rumah Sakit di Gaza?

3 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Indonesia yang berada di Beit Lahiya, Gaza Utara diserang oleh pasukan Israel pada 18 Mei 2025. Menurut laporan media Al Jazeera, 55 orang masih terjebak di dalam gedung termasuk empat dokter dan delapan perawat.

Dalam serangan terbarunya, Israel menggunakan drone, sementara pasukan lainnya juga menyerang wilayah utara dan selatan Gaza lewat jalur darat. Akibat dikepung oleh militer Israel, Rumah Sakit Indonesia terpaksa ditutup dan berhenti menyediakan layanan kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada penargetan langsung pada rumah sakit termasuk unit perawatan intensif," kata direktur Rumah Sakit Indonesia Dr Marwan al-Sultan dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa tidak seorang pun dapat mencapai fasilitas tersebut, yang memiliki sekitar 30 pasien dan 15 staf medis di dalamnya.

Kementerian Kesehatan Gaza juga mengatakan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia melumpuhkan semua fasilitas kesehatan di sana. "Pendudukan Israel telah meningkatkan pengepungan dengan serangan besar di sekitar Rumah Sakit Indonesia dan sekitarnya, melarang masuk pasien, staf medis, dan perbekalan, sehingga rumah sakit itu tidak berfungsi," kata kementerian itu, Minggu, 18 April 2025.

RS Indonesia sendiri menjadi fasilitas medis besar terakhir yang ditutup di wilayah itu setelah RS Kamal Adwan dan RS Beit Hanoun. Dengan penutupan Rumah Sakit Indonesia, maka semua rumah sakit umum di Provinsi Gaza Utara kini tidak beroperasi lagi. 

Kenapa Israel Menyerang Rumah Sakit? 

Selama 19 bulan perang di Gaza, Israel telah berkali-kali menyerang rumah sakit. Kelompok hak asasi manusia dan pakar yang didukung PBB menuduh Israel sengaja menghancurkan sistem pelayanan kesehatan di Gaza.

Sebelumya, pada Minggu, 13 April 2025, serangan terhadap Rumah Sakit al-Ahli Arab terjadi saat Israel menguasai koridor di bagian selatan Gaza. Serangan ini menjadi bagian dari rencana Israel untuk memperluas operasi militernya setelah sebelumnya melanggar gencatan senjata pada Maret, menurut laporan Al Jazeera.

Israel terus menyerang rumah sakit di Gaza dengan alasan memburu anggota Hamas yang diduga bersembunyi di sana, meskipun belum ada bukti yang jelas. Serangan ini telah menyebabkan fasilitas kesehatan di Gaza rusak parah, termasuk akibat bom seberat 2.000 pon buatan Amerika Serikat.

Kantor Hak Asasi Manusia PBB, pada akhir tahun lalu, menerbitkan sebuah laporan tentang serangan-serangan Israel atas rumah sakit-rumah sakit di Gaza. Selama periode yang tercakup dalam laporan ini, setidaknya terjadi 136 serangan terhadap setidaknya 27 rumah sakit dan 12 fasilitas medis lainnya, yang menelan banyak korban di kalangan dokter, perawat, petugas medis, dan warga sipil lainnya serta menyebabkan kerusakan yang signifikan, bahkan kehancuran total terhadap infrastruktur sipil.

Laporan yang diterbitkan ada 31 Desember 2024 itu juga menemukan bahwa pola serangan mematikan Israel terhadap dan di dekat rumah sakit di Gaza, serta pertempuran yang terkait, mendorong sistem perawatan kesehatan ke ambang kehancuran total, dengan dampak yang sangat buruk terhadap akses kesehatan dan perawatan medis warga Palestina.

Organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan bahwa serangan tentara Zionis Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara menimbulkan kerusakan struktural parah dan melemahkan layanan kesehatan di RS tersebut.

“Kondisi RS memprihatinkan. Kaca-kaca jendela pecah dan plafon berjatuhan di lantai, sehingga mengganggu berbagai layanan medis penting di ruang perawatan intensif, instalasi gawat darurat, dan ruang operasi,” menurut MER-C yang menjelaskan dampak serangan Israel terhadap RS Indonesia dan bangunan Wisma Joserizal di dekatnya, Ahad.

Melalui pernyataan persnya, MER-C mengatakan bahwa bom-bom yang dijatuhkan pasukan Zionis di sekitar area RS menimbulkan guncangan hebat, yang oleh warga setempat terasa seperti gempa bumi, yang semakin menambah kerusakan di RS.

MER-C menyatakan bahwa penyerangan terencana dan tanpa peringatan terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional.

Organisasi kemanusiaan itu pun mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan militer di dalam Jalur Gaza dan tidak membuat kerusakan lebih parah terhadap RS Indonesia serta membuka blokade makanan di Gaza supaya staf medis dapat menerima bantuan yang diperlukan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |