Mengenal Skrining Kesehatan Mental dan Bentuk Pemeriksaannya

4 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Kesehatan mental di masa saat ini kini menjadi perhatian penting seiring dengan meningkatnya kesadaran di tengah masyarakat. Seperti yang belum lama ini terjadi, dikutip dari Antara yang dimuat pada Senin, 21 April 2025, Kementerian Kesehatan mewajibkan skrining psikologis kepada peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) setiap 6 bulan sekali.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kebijakan ini dikeluarkan guna mencegah terjadinya kejahatan yang melibatkan peserta PPDS. Kasus-kasus tersebut tidak hanya merugikan dokter PPDS tetapi juga masyarakat, seperti kasus dokter residen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) yang memperkosa keluarga pasien.

Skrining Psikologis

Menurut informasi dari situs Medline Plus, skrining psikologis atau pemeriksaan kesehatan mental adalah serangkaian pertanyaan standar yang dijawab seseorang untuk membantu tenaga medis mengenali tanda-tanda gangguan mental. Lewat pertanyaan-pertanyaan ini, penyedia layanan kesehatan bisa memahami suasana hati, pola pikir, perilaku, serta daya ingat seseorang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemeriksaan ini berfungsi sebagai cara untuk mendeteksi masalah kesehatan mental sejak dini. Jika hasilnya menunjukkan adanya tanda gangguan, biasanya akan dilakukan tes lanjutan untuk memastikan diagnosis gangguan mental tertentu. Gangguan mental juga dikenal sebagai penyakit mental, sehingga pemeriksaan ini kadang disebut "tes penyakit mental" atau "tes psikologi."

Gangguan mental bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Oleh karena itu, ada tes skrining khusus yang disesuaikan untuk berbagai kelompok usia tersebut. Beberapa tes fokus mencari tanda-tanda gangguan mental yang umum, sementara yang lain lebih spesifik untuk jenis gangguan tertentu.

Pemeriksaan kesehatan mental sangat penting dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh di setiap tahap kehidupan. Kadang, gejala gangguan mental juga bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan fisik. Sebaliknya, gangguan mental tertentu bisa meningkatkan risiko masalah fisik. Dengan pemeriksaan, diagnosis, dan pengobatan yang tepat, banyak orang dengan gangguan mental bisa membaik bahkan pulih sepenuhnya.

Biasanya, pemeriksaan kesehatan mental dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah seseorang menunjukkan tanda gangguan mental. Pemeriksaan ini juga bisa menjadi bagian dari pemeriksaan rutin. Tes skrining ini membantu menentukan apakah seseorang:

- Berisiko mengalami gangguan mental

- Perlu menjalani tes lebih lanjut untuk memastikan diagnosis

- Membutuhkan perawatan segera sebelum diagnosis lengkap selesai

Selain itu, pemeriksaan kesehatan mental juga dipakai untuk memantau apakah pengobatan yang dijalani efektif.

Jenis Pemeriksaan Kesehatan Jiwa

Menurut laman Kemenkes Makassar, ada beberapa tes yang umum digunakan untuk memeriksa kesehatan jiwa seseorang, antara lain:

- MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

Tes ini sering dipakai untuk menilai gangguan jiwa seperti skizofrenia, depresi, dan kecemasan. MMPI juga digunakan dalam kasus hukum, misalnya menilai kondisi mental tersangka atau dalam sengketa hak asuh anak. Peserta akan menjawab pertanyaan benar atau salah, dan hasilnya menentukan apakah ada gangguan jiwa.

- PHQ-9 (Patient Health Questionnaire–9)

Tes ini fokus mendeteksi depresi sejak dini dan mengukur tingkat keparahannya. Peserta menjawab 9 pertanyaan singkat dengan skala frekuensi dari 0 (tidak pernah) sampai 4 (hampir setiap hari), misalnya tentang perasaan sedih dalam dua minggu terakhir.

- BDI (Beck Depression Inventory)

Mirip PHQ-9, BDI mengukur tingkat depresi lewat 21 pertanyaan pilihan ganda yang harus dijawab oleh peserta.

- STEPI (Schizophrenia Test and Early Psychosis Indicator)

Tes ini membantu mengidentifikasi gejala skizofrenia dengan 17 pertanyaan terkait kehidupan sehari-hari dan kecenderungan halusinasi atau delusi.

- Yale-Brown Obsessive Compulsive Scale

Digunakan untuk mendiagnosis dan menilai tingkat keparahan gangguan OCD melalui 10 pertanyaan khusus dari dokter.

Yolanda Agne berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |